Kim Dan mengenali kalau pria itu adalah Jae In. Jae In
meminta Kim Dan melepaskanya, tetapi Kim Dan mengatakan kalau ia tidak bisa
melakukannya. Ternyata Jae In menginjak kotoran yang dibawa Kim Dan dari TKP.
Kim Dan minta maaf kepada Jae In karena kalau ia tidak
melkaukan itu barang bukti tersebut bisa rusak. Jae In mengatakan aklau Kim Dan
tidak perlu minta maaf, ia juga untungnya bukan tipe orang yang mudah mengalami
trauma psikologis. Kim Dan mempertanyakan apa Jae In keluar dari kepolisian. Ia
mempertanyakan kenapa pakaian Jae In seperti ini seperti tunawisma. Jae In
mengatakan kalau setelah adiknya meninggal ia bertugas di polsek Hwaju. Ia balik
mempertanaykan kenapa ia tidak melihat Kim Dan. Kim Dan mengatakan kalau ia ada
pelatihan. Jae In mempertanyaan saat 2 tahun ketika Kim Dan ingin membunuh Sang
Goo. Ia menambahkan kalau Kim Dan sepertinya tahu betul yang dilakukan Sang Goo
berikutnya. Ia tambah penasaran karena hanya dua kemungkinan Kim Dan
mengetahunya, seperti ia yang melkukan pelatihan di bareskrim atau komplotan
pelaku. Kim Dan minta maaf ia tidak bisa menjelaskannya. Jae In mempertanyakan
kenapa saat itu Kim Dan tidak membunuh Sang Goo padahal ada kesempatan bagus
sebelum ia hentikan saat itu. Kim Dan mengatakan karena ia adalah polisi. Jae
In lalu pergi meninggalkan Kim Dan.
Kim Dan mengatakan kepada rekannya kalau ia bertemu dengan
Jae In. Rekannya mengatakan kalau setelah adiknya meninggal kabarnya Jae In
menjadi gila. Do Hoon mengatakan bukan seperti itu. ia menjelaskan saat Sang
Goo menghilang ada yang melapor keberadaannya di sekitar stasiun. Jae In ke
sebuah ruangan, ia memikirkan sesuatu. ia mengambil sebuah kotak yang berisi
barang di TKP saat adiknya meninggal.
Para polisi dikerahkan, Kim Dan mmpertanyakan kenapa
sampai-sampai saat libur polisi dikerahkan. Rekannya mengatakan Songha Group.
Kim Dan teringat kalau kasus ini mayatnya belum ditemukan. Do Hoon mengatakan
kalau bukan pemakaman tetapi mengadakan upacara peringatan. Upacara peringatan
itu di pimpin oleh Pastor Wang.
Ada seorang wanita di jalanan yang berliaran berlumuran
darah, wanita itu terlihat seperti putri dari Songha Group. Di tempat lain para
tunawisma membicarakan tentang hantu. Tetapi Jae In tidak tertarik, bahkan Jae
In tidak mempercayainya. Para tunawisma melihat sosok wanita seperti hantu yang
berlumuran darah, Jae In ketakutan. Tetapi Jae In berkomentar kalau sepertinya ia
mengenali wanita itu.
Dalam upaca peringatan kematian anak perempuan Song Ha Group
yang bernama A-Hyun, Kim Dan melihat seorang pria tertawa. Kim Dan
mempertanayakn siapa pria itu yang tertawa dalam upacara peringatan kematian. Do
Hoon mengatakan kalau pria itu Geomsa yang menangani kasus ini. Karena Kim Dan
sedikit berteriak sepertinya pria itu mendengarnya.
Saat menerima telpon, Kim Dan melihat A-Hyun. A-Hyun berteriak
sampai-sampai ia pingsan. Kim Dan terduduk lemas, tidak sengaja ia melihat
simbol. Ia terdiam melihatnya, ia samar-samar mengingat masa lalunya. Diluar Jae
In dan para tunawisma melihat A-Hyun dibawa masuk ke Ambulance.
Ho-Ki yang kaget melihat berita tentang A-Hyun dan melihat
anaknya disana memecahkan barang yang ia bawa. Ho-Ki kakinya terluka kena
pecahan. Kim Dan pulang, ayahnya mempertanyakan kenapa anaknya ada di sana. Kim
Dan mempertanyakan apa mereka pernah ke gereja. Ayahnya mengatakan kalau mereka
tidak pernah ke gereja atau kuil. Kim Dan melihat pecahan itu dan melihat kaki
ayahnya berdarah.
Kim Dan mengobati kaki ayahnya. Kim Dan mengatakan kalau
ayahnya biasanya tidak begini. Kim Dan mengatakan ia agak kesal kerena tidak
ingat masa lalunya. Ayahnya mengatakan saat kecil Kim Dan pernah panas tinggi
dan itu keajaiban bisa bertahan hidup. Ayahnya menambahkan kalau ia tidak ingin
Kim Dan menangani kasus ini. Ia beralasan kalau keluarga chaebol itu agak
gimana. Orang tua A-Hyun bersyukur kalau ternyata anaknya masih hidup.
Jae In ke stasiun, ia melihat berita tentang A-Hyun. Tiba-tiba
pria tunawisma bangun, ia kesal karena Jae In selalu mempertanyakan tentang
Sang Goo. Padahal ia hanya 3 hari tidur bersama Sang Goo. Hasil dari darah yang
ada di baju A-Hyun keluar, ternyata darah itu berasal dari tiga orang. Satu orang
belum teridentifikasi sedangkan 2 orang sudah teridentifikasi. Dua orang itu
adalah perempuan yang hilang empat bulan lalu.
Kim Dan berusaha mengintrogasi A-Hyun, namun sayang A-Hyun
hanya diam tidak bereaksi. Ibu A-Hyun meminta mereka mengerti. Ketika Kim Dan
akan keluar ia mendengar A-Hyun bersiul yang persis saat Sang Goo bersiul. Ia balik
dan mempertanyakan kepada A Hyun. Tetapi ibu A-Hyun meminta mereka keluar.
Kim Dan mempertanyakan kepada rekannya apa pernah mendengar
lagu ini. Namun sayang suara Kim Dan tidak begitu jelas alias buta nada. Jaksa
yang menangani kasus A-Hyun menghampiri Kim Dan. Ia mengatakan kalau itu lagu
puji-pujian. Jaksa itu ternyata bernama Ha Min. Ha Min mempertanaykan bagaimana
Kim Dan tahu lagu itu. Kim Dan berbohong kalau ini tidak ada kaitannya dengan
kasus ini. Ha Min mengatakan kalau yang lain-lain tidak tahu pasti, tapi ia
tahu kalau Kim Dan tidak pandai berbohong. Kim Dan mempertanyakan kenapa Ha Min tertawa.
Ha Min menatakan kalau mungkin Kim Dan salah. Pastor Wang mempimpin dengan lagu
puji-pujian itu. Sang Goo memotong artikel tentang A-Hyun.
Salah seorang tunawisma terluka. Lalu para tunawisma mengadu
kepada Jae In bahwa rekannya terluka karena di hajar oleh orang sombong di
sebuah restaurant, Jae In membawa para
tunawisma makan di restaurant itu. Pelayan sempat menolak tapi mereka akhirnya
bisa masuk ke restaurant tersebut.
No comments:
Post a Comment