Kkoltong semakin mendekat, Ha Min dan lainnya menagkap Kkoltong palsu. Sedangkan team Han Joo memeriksa apa yang dibawa Kkoltong, ternayata Kkoltong membawakan daging. Sebelumnya Jae In In dan Kim Dan bertemu Kkoltong, Jae In meminta Kkoltong mengirim daging untuk Han Joo. Jae In bergumam dalam hati kalau Ha Min bukan Popaye. Ternyata 7 menit sebelumnya Ha Min memberi kode kepada A-Hyun agar memeriksa Kkoltong. Jae In bergumam dalam hati kalau belum saatnya.
Pastor Wang kembali ke gereja, ia mengatakan kepada anak
buahnya kalau ia sepertinya menemukan yang telah lama hilang. Ia meminta agar
anak buahnya melakukan sesuatu untuknya. Jae In dan para tunawisma makan
bersama. Kkoltong datang, semua meminta agar Kkoltong bergabung. Jae In
penasaran seharusnya Kim Dan sudah ada di sini.
Kim Dan ternyata ke tempat pemulihan vidio. Ternyata
hasilnya Kim Dan sadar kalau itu ayahnya. Ayah Kim Dan akan mengirim sms Kim
Dan karena ada yang akan dibicarakan. Belum sempat dikirim ayah Kim Dan
mendapat kunjungan dari gereja, namun setelah mengintip ia ketakutan dan
mengambil pistol. Ia mengintip dan ternyata orang dari gereja sudah pergi.
Kim Dan di kantor menatap foto hasil vidio yang dipulihkan.
Ia mencari tahu tentang ayahnya. Ternyata nama ayahnya sebelumnya Kim Jung Seok
sebelum ganti menjadi Kim Ho Ki. Ia sadar kalau Kim Jung Seok ada dalam daftar
31 orang yang meninggal. Kim Dan kaget setelah mengetahuinya. Ayah Kim Dan
menyimpan sesuatu di loker penitipan.
Ayah Kim Dan pulang, ia melihat Kim Dan yang sedang
minum-minum. Kim Dan mempertanyakan nama ayahnya yang sebenarnya. Ayahnya
kaget, Kim Dan mempertanayakan kenapa mencekiknya saat di Cheon Guk Ui Mun. Kim
Dan memperlihatkan bukti foto orang yang berhasil dipulihkan. Kim Dan menangis,
ia mempertanyakan diamana ayahnya yang dikenal. Ayah Kim Dan mempertanayakan ia
harus bagaimana. Ia memukul Kim Dan, ia meminta Kim Dan pergi.
Kim Dan pergi dari rumah, ia menangis sepanjang jalan. Ia
tertunduk dan menangis sejadi-jadinya. Tiba-tiba Jae In datang dengan mobilnya,
ia meminta Kim Dan naik mobilnya. Di mobil Ha Min dan Han Joo minum-minum. Han
Joo mempertanyakan kejadian siang tadi. Ha Min mengatakan kalau bukan apa-apa
sudah diselesaikan. Han Joo mengatakan kalau Jae In mengejar sampai akhir tanpa
memperdulikan apapun seperti ayahnya.
Kim Dan dan Jae In sampai di rumah Jae In. Kim Dan minta
maaf seharusnya ia mengatakannya lebih cepat. Jae In mengatakan kalau mau
siapapun ayah Kim Dan, Kim Dan pernah mengatakan kalau ayahnya adalah ayah yang
baik. Kim Dan hanya bisa mengangguk. Kim Dan menghapus air matanya. Ayah Kim
Dan menangis tersedu-sedu dan ia mengatakan kalau ia merasa bersalah.
Jae In mengatakan kepada Kim Dan kalau ia membolehkan Kim
Dan tidur di rumahnya. Ketika Jae In pergi, Kim Dan mengucapkan terima kasih.
Di kamarnya Jae In mengatakan ada yang tidur dirumahnya tidaklah buruk. Jae In
mengirim sms kepada ayah Kim Dan kalau ia menampung Kim Dan di rumahnya dan
meminta ayah Kim Dan tidak khawatir. Ayah Kim Dan membalas dengan mengucapkan
terima kasih.
Salah seorang dari kepolisian berhasil menemukan tempat
dimana team rahasia Jae In biasa melakukan pertemuan. Pria itu memasang alat
penyadap di ruangan itu. Jae In dan Kim Dan sarapan bersama. Kim Dan
menceritakan kalau seperti ada yang mati. Jae In berkomentar apa seperti bunuh
diri massal. Kim Dan mempertanayakan jika tragedi itu terjadi lagi bagaimana.
Kim Dan menambahakan kalau itu belum terlihat jelas, ia juga tidak tahu
waktunya. Jae In meminta Kim Dan jangan menyalahkan diri sendiri, kita harus
mengentikannya. Kim Dan mengatakan kalau ia akan menangkapnya. Jae In
mengatakan kalau masalahnya adalah buktinya menggunakan kejadian masa lalu.
Bagaimanapun ada batas waktunya. Kim Dan mengatakan ada caranya.
Kim Dan mengajak Jae In bermain bola bersama anak-anak dari
gereja. Mereka main bola bersama, Ha Min datang membawa minuman. Ha Min
tersenyum melihat tingkah Jae In bersama anak-anak. Kim Dan merekam permainan
mereka. Meraka larut dalam permainan dan bersenang-senang. Tiba-tiba seorang
anak meminta menghentikan mobilnya, ia melihat betapa senangnya bermain bola.
Anak tersebut berkomentar sudahlah.
No comments:
Post a Comment