Je Soo ke sebuah tempat penginapan. Ia mengobati lukanya
sendiri. Tiba-tiba ibunya datang. Ibunya mempertanyakan kenapa Je Soo
meninggalkannya sendirian. Kamu bilang tidak akan meninggalkan ibu, mana
janjimu. Flashback, Je Soo meminta ibunya ke rs karena jika tidak ibu akan mati.
Ibunya mengatakan kalau ia takut hidup di dunia. Kamu akan mengubah dunia. Kamu
akan menjadi sosok hebat. Ibu akan selalu mendampingimu. Je Soo hanya bisa
menagis. Ia mengingat kejadian itu.
Kwon Joo mengatakan kepada Kang Woo kalau menurut tim
forensik ibu Je Soo diduga meninggal lima tahun lalu. Mungkin dia sadar kita
mengejarnya. Dia akan bersembunyi dari kita seperti tiga tahun lalu. Kang Woo
mengatakan tidak, kali ini dia tidak akan bersembunyi. Karena ia akan
memprovokasinya. Kwon Joo mengatakan ada yang aneh, ada profil pembunuh
anak-anak di bawah usia 12 tahun. Kenapa dia punya datanya jika bukan
pelakunya. Kwon Joo mengatakan kalau Kang Woo pasti terlanjur mempercayai Dok
Ki. Kang Woo mengatakan kalau ia tidak mempercayainya. Dia hanya informan
sewaanku.
“18 Juni, pukul 10.00, Je Soo kabur.”
Di telpon Hong Soo mengatakan kepada Kang Woo kalau katanya
Kang Woo yang menolongnya juga anggota timnya. Ia kepala unit tetapi terkecoh
oleh bedebah sepertinya. Ia malu pada dirinya. Kang Woo mengatakan kalau dia
gigih mencari kelemahan seseorang dan menyengsarakan hidup mereka hingga bunuh
diri. Semoga kamu bisa mengatasinya dan segera kembali. Aku pasti kan
memburunya. Hong Soo meminta Kang Woo berhati-hati. Matanya buka mata manusia
biasa.
“Pukul 19.30, Hostel Pelajar Dream di Yeongseok-dong. 30
menit sebelum serangan teror.”
Je Soo berjalan di sekitar Yeongseok-dong.
Kwon Joo mendapat laporan mengenai bom. Ia juga mendapat
laporan ada yang terkurung di hostel. Kwon Joo menduga laporan bom itu bohong.
Ia meminta Eun Soo untuk mengkonfirmasinya. Eun Soo melaporkan kalau tidak ada
yang mencurigakan. Lalu Kwon Joo meminta laporan tentang seseorang yang
terkunci di hostel. Ia mendengarkan laporan itu, ia mendengar seperti ada orang
yang mengancam.
Kwon Joo melaporkan kepada Kang Woo kalau ada laporan yang
terdengar samar suara pria mengancam. Eun Soo menjelaskan kalau pelapor dalah
Yeon Hee. Dia tinggal di hostel. Ia melihat dari CCTV kalau 20 menit lalu ada
pria bertopi hitam masuk membawa bensin lalu mengunci pintu dari dalam. Setelah
itu dia hanya terlihat melalui pintu dan jendela. Wajahnya tidak tampak tapi
mirip Je Soo. Kwon Joo membunyikan alarm. Kang Woo dan timnya segera bergerak.
Kwon Joo menitipkan saluran siaga kepada Eun Soo. Eun Soo mengatakan kalau
pendengaran Kwon Joo pasti berguna untuk menangkapnya. Kwon Joo mempertanyakan
Eun Soo tahu. Eun Soo mengatakan kalau ia sudah empat tahun menjadi rekan Kwon
Joo. Ia meminta Kwon Joo kembali dengan selamat.
Mereka sampai TKP, mereka berhasil melumpuhkan pelaku yang
meneror dengan bom. Namun ternyata pelaku bukan Je Soo. Pria itu mengatakan
kenapa kalian lama. Kalian tidak akan berhasil menangkapnya. Dia menyuruhku
memanfaatkan ini.
Kang Woo mempertanayakan kepada pemilik hostel apa CCTV ini
milih hostel. Pemilik mengatakan bukan, punya mereka yang ini. Ternyata ada
CCTV lain selain punya hostel. Kang Woo menyisir tempat itu mereka menemukan
bom. Petugas mengatakan kalau ini lebih rumit dan kuat daripada bom pelaku
lain. Ini cukup untuk memusnahkan sisi gedung. Daerah ini memiliki daya dukung
tanah yang lemah. Jadi kerusakannya akan besar. Kang Woo mengatakan kalau
mustahil hanya ini bomnya, pasti ada lagi.
Kang Woo mencari bom lagi, akhirnya ia menemukan CCTV milik Je
Soo, Je Soo mengamati dari kejauhan. Je Soo mengatakan kalau Kosuke cerdik
menginvestigasi. Ia mengatakan kalau ini lebih menarik. Joong Ki menemukan bom,
ia melaporkan kalau menemukan bom di lantai tiga.
Kang Woo mendapat telpon dari Je Soo. Ia mengatakan masih
ada satu bom lagi. Ia mengatakan kalau bom terakhir ia bisa mengendalikan
dengan kendali yang ia bawa. Petunjuknya di dalam sumurmu.
Kang Woo melihat Je Soo di gedung seberang. Ia melaporkan
kalau Je Soo bersembunyi di gedung seberang. Ia akan mengejarnya dan meminta
bantuan. Kang Woo menghampiri Kwon Joo dan mengatakan kalau masih ada bom yang
tersisa. Je Soo mengamati dari gedung seberang sejak tadi. Kwon Joo meminta
Kang Woo berhati-hati. Ia akan menyusul setelah semua selesai di sini.
Kang Woo mengejar Je Soo, mereka saling berkelahi. Kekuatan mereka
hampir imbang. Je Soo mengatakan kalau kamu berusaha keras menolong orang lain
tanpa tahu diri, menarik sekali. Kamu sama sepertiku. Kenapa kamu memihak hama
seperti mereka. Menganggap mereka wajib dihukum itu lebih mudah. Kang Woo
mengatakan jangan mimpi, kamu bukan siapa-siapa. Kamu hanya penjahat tidak tahu
malu yang melampiaskan dendammu kepada orang tidak bersalah. Je Soo mengatakan
agar Kang Woo ingat, marah dan bencilah. Sayang sekali, kukira kamu akan
memahamiku. Akulah yang tulus menunggu ingatanmu pulih.
Kwon Joo mempertanyakan apa Joong Ki bersama Kang Woo. Joong
Ki mengatakan kalau kami belum menemukannya. Kami akan menuju ke sana. Jangan cemas
kami akan segera menemukannya. Gwang Soo mengatakan kalau kurang satu orang, 48
orang sudah berhasil diselamatkan.
Kwon Joo mendengar suara anak perempuan yang minta tolong,
ia masuk ke sana. Ternyata ada seorang ibu yang melihat anaknya dan mempertanyakan
dari mana saja karena ia mencarinya kemana-mana.
Kang Woo berhasil melumpuhkan Je Soo. Ia terus memukuli Je
Soo. Kamu hanya orang gila yang delusif. Polisi yang kamu bunuh bukan hama. Je
Soo mengatakan jika membunuhku, akan kuhukum dunia hari ini. Jika kamu
menyelamatkanku, Kwon Joo akan mati. Kang Woo menodongkan pistol. Je Soo
memngatakan akhirnya kau ingat Kosuke, bunuh aku. Bunuh aku agar ingatanmu pulih.
Bunuh aku dan terimalah takdirmu, Kosuke. Kang Woo melepaskan tembakan
disamping Je Soo. Joong Ki mendengar suara tembakan itu.
Je Soo kesakitan. Kang Woo mengatakan masa lalu yang
diketahui Je Soo itu sudah berlalu. Kang Woo menambahakan, “membusuklah selamanya
di rumah sakit jiwa.” Je Soo hanya tersenyum. Ia mmengatakan jika kamu tidak
ingat, aku sudah bilang Kwon Joo akan mati. Pikirmu itu akan efektif. Alat pengendali
itu ternyata rusak. Dengarkan baik-baik suara samarnya.
Kwon Joo menyisir tempat itu sendirian. Terdengar suara Kwon Joo, “selama
ada cahaya, selalu ada bayangan.” Kwon Joo terus mendengar suara anak
perempuan minta tolong. Kwin Joo mencoba membuka salah satu ruangan. “Melakukan
kesalahan terkecil pun berarti berjalan di ujung tanduk. Bahkan terkadang, bisa
terperosok ke kejahatan.” Kang Woo mencoba menghubungi Kwon Joo. Kwon
Joo mengatakan kalau ia ada di basemen. Sepertinya ada anak kecil terkurung. Kang
Woo berteriak bukan itu. Kwon Joo mengatakan ada yang mempermainkanku. Seseorang
merekam suara anak kecil. Kwon Joo mengambil alat perekam itu. mainan itu
bergerak. “Tapi aku harus memperbaiki kesalahan kecil itu.” Kang Woo meminta
Kwon Joo jangan menyentuh apapun dan cepat keluar. Dari mulut Je Soo terlihat
keluar darah. Kwon Joo melihat bom dan waktunya tinggal dua detik. “Karena
itulah kini aku mendengarkan baik-baik. Suara orang-orang yang memanggilku.”
Bom itu akhirnya meledak. Semua mendengarnya, termasuk Eun Soo dan lainnya yang
ada di kantor.
Kang Woo menatap Je Soo yang terkapar. Joong Ki menghampiri
mereka. Joong Ki dan lainnya mengepung Je Soo yang tangannya masih bergerak. Je
Soo berkata, “untuk membangkitkan ingatan seseorang, seseorang yang berarti
baginya harus dibunuh, Kosuke.” Je Soo pun tertawa.
“Pukul 21.00, bom meledak di Hostel Dream Yeongseok-dong.”
Terlihat seorang pria dimobil dua orang. Yang satu pria
sudah berumur wajahnya diperlihatkan. Sedangkan pria muda disampingnya wajahnya
tidak terlihat jelas. Pria berumur mengatakan kurasa Kosuke kini bisa kembali
ke sisi kita.
Tatapan Kang Woo terlihat tajam.
“Bersambung ke Voice 3, The City of Accomplices.”
Komentar:
Masih banyak teka-teki yang belum terjawab......
No comments:
Post a Comment