Kaneki memperkenalkan diri. Kwon Joo memperkenalkan diri, ia juga memperkenalkan Kang Woo sebagai Komandan dari Tim Golden Time. Kaneki mengatakan ia profesor tamu di Universitas Poongsan. Dahulu ia pernah lama berkuliah di Korea. Kwon Joo mengatakan ia turut berduka atas kematian Yukiko. Kaneki meminta agar menangkap pembunuh Yukiko sebenarnya. Menangkap mereka yang membunuh Yukiko memang penting. Namun menyaksikan kekejian seperti itu pedihnya tidak tertahankan. Ayah Yukiko memnggil, lalu Kaneki segera pergi.
Ayah Yukiko mengatakan kalau ia mendengar masih ada pelaku
yang bebas. Kepolisian Korea sedang mencarinya. Ia tidak suka ini, khususnya
dia. Tangkaplah pelaku yang bertanggung jawab dan lindungilah kehormatan Makio
dan keluarga Kaneki. Kaneki mengatakan ia mengerti. Ayah Yukiko mengatakan
jangan lupa rapatmu dengan pimpinan Oh. Kanenki mengatakan baiklah.
Hong Soo berpapasan dengan Kaneki. Lalu Hong Soo berpapasan
dengan Kwon Joo. Ia mempertanyakan kamu baik-baik saja. Kwon Joo mengiyakan.
Hong Soo mengatakan Kaneki baru saja tiba. Kwon Joo mengatakan kami pernah
bertemu berpapasan di rs tadi pagi. Hong Soo mengatakan dia profesor dan
aktivis hak asasi manusia ternama di Korea. Dia selalu berjuang membela yang
lemah.
Kang Woo menghampiri mereka dan mempertanyakan sejak kapan kamu percaya
kepada orang lain. Dari kejaksaan datang. Hong Soo mempertanyakan ada perlu apa
kalian. Pria itu mengatakan kamu lupa orang yang membantumu mendapatkan hasil
autopsi Kaneki Yukiko secepat ini. Hong Soo mengatakan kamu sengaja ke rs untuk
bersumbar. Pria itu mengatakan ini namanya mengawasi investigasi, itu tugas
jaksa. Ia mendengar kinerja kalian dari Kepolisian Jepang. Astaga, benar-benar
anarki.
Kang Woo mengatakan seperti biasa mulutmu sungguh berbisa.
Terserah saja jangan bertindak melebihi kemampuanmu. Kang Woo pergi
meninggalkan mereka. Pria itu mengatakan ayo bertemu lagi saat kamu bukan
detektif, mereka lalu pergi. Hong Soo mengatakan dia jelas tahu sesuatu. Hong
Soo mendapat telepon dari Komisaris Yoo yang memberitahu kalau sebagian data
USB berisi daftar nama VVIP Auction Fabre bocor dan viral di medsos. Jurnalis
berkerumun di depan kantor polisi. Ia meminta agar cepat kembali.
Hong Soo mengatakan kepada Kwon Joo kalau sebagian daftar
VVIP Auction Fabre bocor. Hong Soo menelepon Choon Byung dan mempertanyakan
kamu yang membocorkannya. Choon Byung mengatakan mana mungkin, ia sudah lama
menjadi polisi. Ia kira daftar itu sudah diserahkan ke markas besar. Jika bocor
merekalah yang patut dicurigai.
Eun Soo melaporkan tentang daftar VVIP yang bocor. Kwon Joo
mengatakan kalau ia sudah mengetahuinya. Ia akan ke pusat panggilan, jangan
panik bertugaslah seperti biasa. Eun Soo mengatakan kepada Seo Yool setelah
bekerja mari bicara. Seo Yool mempertanyakan apa ia melakukan kesalahan. Media
membicarakan tentang daftar VVIP itu.
Kaneki mempertanyakan kepada dokter mereka para pembunuh
istriku. Terlihat luka di tangan Fujiyama. Kaneki mengatakan apa hukumanmu
cukup untuk menebus dosa-dosamu. Dokter meninggalkan ruangan. Kaneki mengelus
wajah Fujiyama dan mengatakan ia cukup cerdas dalam memilih hadiah. Ia
mengatakan kalau temanmu akan segera menyusul, jadi perjalananmu ke alam baka
tidak sepi. Selamat tinggal, sepertinya aku akan sangat merindukanmu. Ia
menjentikkan jarinya.
-Episode 11, Rahasia Sameta-
“Surga, neraka, dan dunia ada di dalam diri kita. Manusia
adalah jurang tanpa dasar. <Henri Frederic Amiel>”
Komisaris mempertanyakan maksudmu ada yang mencuri dan
membocorkan data itu. Hong Soo mengatakan seorang pemimpin redaksi bilang
sumbernya berupa gambar. Saat dibawa ke markas besar, sepertinya data itu bocor
ke orang luar. Dewasa ini foto hoaks yang diunggah ke medsos bisa cepat viral.
Rumor yang poluler ada tokoh-tokoh berkuasa di daftar itu. Karena tidak
dikonfirmasi atau disangkal, rumor itu cepat meluas dan dilebih-lebihkan. Komisaris
mengatakan markas besar menyalahkan kita atas kebocoran ini. Bahkan ada
kecurigaan besar terhadap Kang Woo. Hong Soo mengatakan bukan Kang Woo, Kang
Woo yang pertama kali menduga ada kaki tangan. Ia akan berusaha menangkap kaki
tangan itu untuk mengungkap faktanya.
Komisaris mengatakan tidak hanya itu, tiba-tiba begitu
daftar itu diperbincangkan publik, kejaksaan ingin memimpin investigasi. Hong
Soo mengatakan tadi Jaksa Ha datang ke ruang autopsi. Mereka juga meminta kerja
sama kepolisian Jepang. Komisaris mengatakan padahal petinggi bilang
sebaliknya. Lakukan investigasi ketat agar kita tidak kehilangan yurisdiksi akibat
daftar VVIP yang bocor ini.
Gwang Soo mengatakan jadi informasi itu dibocorkan orang
dalam. Hong Soo mengatakan daftar itu bocor orang-orang curiga Choon Byung
menyangkal melakukannya, jangan-jangan. Joong Ki mengatakan bukan kami juga,
mana mungkin kami bocorkan. Unit Jatanras lebih mencurigakan. Anak buah Hong
Soo mengatakan kalian lebih sering menjadi biang kerok. Selalu saja ada masalah
sejak tim Golden Time bergabung. Joong Ki meminta agar bicara hati-hati. Anak
buah Hong Soo mengatakan apa ucapannya salah. Jujur saja apa gunanya bekerja
mati-matian. Para petinggi tidak akan memihak kita selama Kang Woo ada di tim
ini. Joong Ki dan anak buah Hong Soo berkelahi. Hong Soo mengatakan hentikan,
bukan saatnya berkelahi. Ia meminta anak buahnya minta maaf. Kalian bereskan
investigasinya.
Di telepon Kwon Joo mempertanyakan jadi tidak ada pilihan
selain meninggalkan profesinya. Dokter mengatakan ada bawaan sejak lahir, ada
yang sakit kemudian. Tapi kamu tahu penyakit seperti itu makin umum bukan.
Penyebabnya mungkin masalah pribadi, tapi ini juga masalah masyarakat.
Masyarakat kita terlalu fokus pada berkembang dan bersaing. Itu sebabnya kita
gagal menemukan solusi dari tragedi yang menjalar. Hak asasi manusia itu
penting. Tapi gagal mencegah kejahatan dan membahayakan orang banyak akibat
keputusan yang salah adalah tragedi juga. Kwon Joo mengatakan Kang Woo bersusah
payah menghadapinya sendirian. Benarkan tidak ada solusi lain. Dokter minta
maaf karena tidak bisa menjawabnya. Kwon Joo mengatakan tidak apa, ia berterima
kasih.
Seo Yool mengatakan ada apa ini, ia jadi takut. Eun Soo
mengatakan sekarang jangan berbohong menjawab pertanyaanku. Kamu menemukan
sesuatu ketika menyelidiki Auction Fabre dengan Cho Rong bukan, pasti ada
kaitannya dengan Kang Woo. Seo Yool mengatakan ia tidak paham maksudmu. Eun Soo
mengatakan beberapa hari lalu Kwon Joo tiba-tiba menemuimu setelah membaca
pesan. Seo Yool mengatakan soal itu ada yang ingin ia tanyakan kepada Kwon Joo.
Eun Soo mengatakan jangan bohong, kamu juga mendengarnya saat itu, Kang Woo
seperti mencekik Kwon Joo. Bagaimanapun jika terjadi sesuatu pada Kwon Joo
nanti akibat yang kamu rahasiakan ini, ia tidak akan memaafkanmu.
Seo Yool mengatakan sebenarnya Cho Rong menemukan testimoni
Fujiyama Koichi pada kasus pembunuhan Miho. Dia bersaksi Kang Woo membunuh
Miho. Di kedua testimoni saat berumur 10 dan 20 tahun dia menyalahkan Kousuke. Eun
Soo keluar ruangan. Ia teringat Se Yool mengatakan ia membaca sesuatu soal itu,
orang bisa lupa perbuatannya saking takutnya. Kadang keluarganya bisa membantu
mengendalikan naluri mereka. Eun Soo hanya bisa menghela napas.
Kang Woo di rumah, ia teringat perkataan dokter tentang
kemungkinan tato di tangan Fujiyama. Ia melihat catatan tertulis, “Antara 20
dan 26 Oktober 2018. Tidak ingat. Bekas siksaan, tato”
Flashback, setelah bertemu
Tomoyuki, Kang Woo pingsan karena diserang di gang Woochibori. Lalu ingatannya
kabur selama sepekan. Ia siuman di hutan berjarak 40 km dari sana. Meski telah
ia selidiki, ia tidak menemukan petunjuk. Ada bekas diikat di pergelangan
tangannya. Tubuhnya merasa di siksa. Bahkan ada bangkai serigala. Ia juga
melihat ada tato baru di tubuhnya.
Kang Woo menatap tato di tangannya. Ia mempertanyakan siapa
dia, kenapa dia gigih menyiksaku. Ia lalu menggigit tato di tangannya.
Sampai-sampai tangannya bercucuran darah.
Joong Ki yang mabuk memanggil-manggil Kang Woo dan meminta
agar membukakan pintu. Ia mengatakan barusan minum-minum, namun sendirian itu
tidak asyik. Ia mengajak Kang Woo minum bersama. Kang Woo hanya diam saja.
Joong Ki mengatakan kalau ia mampir karena ingin bicara. Joong Ki duduk di
luar. Ia mengatakan kalau ia tidak sepintar Kang Woo atau Kwon Joo. Ia ditolak
masuk Akademi Kepolisian, juga bukan dari jurusan olahraga seperti Gwang Soo.
Ilmu bela dirinya tidak sehebat dia. Ia akan meyakini yang ia tahu dan
melupakan yang lain. Ia tidak peduli kata orang lain. Itu sebabnya ia merasa
bersalah dan ingin minta maaf. Ia meminta Kang Woo membuka pintunya. Anda
pura-pura tidak ada di rumah lagi. Baiklah ia akan pergi. Ketika akan pergi ia
mengatakan lain kali ayo minum bersama. ia pamit pergi.
Kang Woo berdiri, ia merasa pusing. Ia teringat perkataan
Kaneki tadi. ia terjatuh, namun tiba-tiba ia mengepalkan tangannya. Tatapannya
berubah menyeramkan.
Falshback, Fujiyama minta maaf. Ia tidak menyangka Kang Woo
akan ke kelab. Ia sudah menghapus jejak. Kaneki muncul dan mengatakan kamu
mengecewakan. Kenapa kamu pergi ke kelab itu. Apa kamu berniat meminta kepada
pimpinan Oh Pil Soo. Bukankah sudah ia tegaskan, kamu harus lepas obat-obatan.
Fujiyama minta maaf. Kaneki memainkan pematik api. Ia mengatakan kamu harus
bertanggung jawab atas kecerobohanmu. Kebencian menambah keindahan pada
manusia. Siapa pun yang menghalangi akan mati. Kamu akan lupa akan penderitaanmu
dan tertidur sejenak. Ia memberikan Fujiyama sesuatu, Fujiyama meminum itu.
Tiba-tiba keluar busa di mulutnya. Kaneki menggigit tato di tangan Fujiyama,
seperti orang brutal. Ia lalu menyeret Fujiyama.
Kaneki di ruangannya, ia memukul-mukul. Sepertinya itu
daging, entah daging apa. ia memanggang daging itu.
“Osaka, Jepang”
Seorang wanita menerima paket lukisan. Wanita itu memeriksa
lukisan itu, ia menemukan seperti kamera di dalam lukisan itu.
Kaneki memakan daging itu. Ia mendapat telepon dari Naomi.
Naomi mengatakan menemukan sesuatu di lukisan Yukiko, namun itu. Kaneki meminta
Naomi menjelaskannya. Naomi mengatakan ia menyimpan lukisannya, “Gadis Tanpa
Bibir.” Lukisan yang dipakai di Dark Web. Ada kamera dalam lukisan yang
kumodeli. Ia melihat vidio pembunuhan Yukiko dalam video itu. Naomi mengatakan
setelah mengirim lukisannya ke Korea untuk pameran, ia berniat menyimpan
lukisan lainnya di studioku. Kaneki mempertanyakan apa isi kameranya. Naomi
mengatakan tidak jelas karena gelap. Setelah ada mobil hitam berhenti di luar
jendela, ada tiga orang bertopeng yang turun. Setelah itu Yukiko tewas.
Kaneki meminta Naomi tenang. Kamu tahu ia belum bisa kembali
ke Jepang bukan. Besok ada pameran Yukiko, ia meminta agar membawa lukisan itu
ke Korea. Ia akan mengirim mobil dan asisten ke bandara besok. Mereka punya
koneksi polisi, jangan beri tahu siapa pun.
Naomi membalik lukisan itu, ia menemukan tulisan, “Do Kang
Woo, Jika terjadi sesuatu padaku, hubungi nomor ini.” Naomi sadar kalau itu
tulisan Yukiko. Kang Woo sedang mengobati tangannya, ia tiba-tiba mendapat
telepon dari Naomi.
Kwon Joo berpikir munculnya daftar nama VVIP sama dengan
kejadian yang menimpa Kang Woo tahun lalu tentang Kang Woo membantu ayahnya
memotong telinga Miho. Kwon Joo saat itu salah paham terhadap Kang Woo. Ia
bergumam kalau dia membingungkan kami dengan memberikan info yang belum jelas
kebenarannya. Seperti saat dia mencoba memecah belah tim kami dengan masalah
Kang Woo. Jika dia berniat merusak kepercayaan publik ke tokoh ternama demi
suatu tujuan maka.
Eun Soo menemui Kwon Joo dan membawakan kopi. Kwon Joo
mengatakan ada yang ingin kamu bahas ada apa, katakan saja. Eun Soo mengatakan
ia tahu tentang Kang Woo dari Seo Yool. Anda tahu gangguan kepribadian itu
sangat berbahaya. Dia harus segera mengambil cuti sakit. Mana bisa bekerja
seperti itu. Ia mengatakan ini bukan karena membencinya, kita polisi. Tugas
kita menyelamatkan masyarakat. Kwon Joo mengatakan ia paham perasaanmu. Namun
untuk sekarang, makin jelas Fujiyama punya kaki tangan lain. Modus operandi
mereka sama seperti kasus Doctor Fabre. Bantuan Kang Woo akan diperlukan.
Eun Soo mengatakan ia suka dan kagum cara kerja Kwon Joo. Namun ini bukan saatnya. Jika Kang Woo benar-benar pelakunya dan mengidap. Kwon Joo mengatakan kalau ia juga sepikiran. Saat Komandan Jang meninggal dan Kang Woo masuk dia bertanya padaku apakah ia pernah menganggap telinganya sebagai kutukan. Kubilang ia tidak menganggapnya kutukan. Namun itu bohong. Saking takutnya kepada orang lain, rasanya ia ingin mati. Ia sering mendengar umpatan yang memuakkan. Karena itu rasanya ia bisa memahami perasaannya saat ini. Meski penyakitnya bisa makin berbahaya, jangan sampai kita mengasingkannya dengan cara menekan dan kasar. Tentu saja ia akan berusaha menjauhkan tim kita dari bahaya. Akan ia cari solusi yang tepat untuk Kang Woo. Jika gagal, sebagai kapten ia akan mengambil keputusan yang adil.
No comments:
Post a Comment