Monday 14 October 2019

Sinopsis Voice 3 Episode 16-2



Kang Woo sampai di tempat itu, ia menyisir tempat itu. Ia akhirnya menemukan sebuah ruagan, terlihat di depan ruangan ada pajangan kupu-kupu. Kang Woo masuk ke ruangan itu, terlihat Kaneki mengawasinya. Kaneki membunyikan pematik api, Kang Woo mengikuti suara itu. Kaneki memutar lagu, ia lalu duduk sambil menikmati lagu itu.


Kwon Joo dan lainnya sampai di TKP. Mereka segera menyisir tempat itu. Kang Woo ke sebuah ruangan, ia melihat foto-foto korban di situ. Kaneki mengatakan itu adiku Kang Woo. Kang Woo mengatakan siapa yang kamu sebut adik. Permainanmu sudah tamat. Kaneki mengatakan kamu yakin, ini baru secuil dari teka-teki. Setelah menghancurkan rumah yang kamu dan ibu tempati, ia membangun rumah yang besar seperti ini. Untuk yang membuang putra sulung mereka ke sumur yang teramat dalam, ia ingin menhadiahi mereka rumah lebih besar. Kamu tidak ingat, setelah melakukan permainan seru denganmu dan Miho kamu pingsan. Saat ia bersembunyi di hutan, ayah menemuiku. Dia memberiku segelas susu yang diberi obat tidur. Dia memindahkanku yang sedang tidur ke tengah hutan, di depan sumur yang sangat dalam. Seolah-olah dia ingin mengubur fakta. Dia menghepaskanku ke sumur. Setelah dia ditangkap sebagai pembunuh Miho, aku harus rela mati dalam sumur. Mungkin dia lupa aku anak kecil atau dia kira aku tidak mampu memanjat sumur. Ia memanjat sumur itu. Saat memikirkan rencana kedepannya, ia melihat bunga. 


Kaneki menghampiri Kang Woo. Ia mengatakan lalu lahirlah sosok yang baru. Cobalah membunuh. Ia sungguh berharap kamu membunuh. Kang Woo mengatakan kalau ia berbeda darimu. Kamulah yang membunuh ayah.

Kang Woo menembak, Kaneki menghindar. Tiba-tiba Kang Woo terkena perangkap yang dibuat Kaneki. Kaneki menembak, namun meleset. Kaneki mendekati Kang Woo.

Kwon Joo dan lainnya masih menyisir tempat itu. Namun Joong Ki menyarankan untuk berpencar. Kwon Joo mendengar suara rintihan. Kwon Joo dan Joong Ki masuk ke ruangan itu. Eun Soo mencoba menghubungi Kwon Joo dan Joong Ki namun tidak bisa. Eun Soo mempertanyakan kepada Gwang Soo bagaimana situasinya. Gwang Soo mengatakan kami berpencar, Kwon Joo bersama Joong Ki. Eun Soo mengatakan kalau keduanya tidak bisa dihubungi. 

Kwon Joo dan Joong Ki menemukan foto-foto para korban. Joong Ki mencoba melaporkan, namun tidak bisa karena tidak ada sinyal. Kaneki menembak Joong Ki. Ia menyandera Joong Ki dan meminta Kwon Joo mengikuti perintahnya. Kwon Joo meletakkan pistolnya. Kaneki menembak lampu sehingga gelap ruangan itu. 

Eun Soo melaporkan kalau kemungkinan mereka diserang olek Kaneki. Ia meminta agar mengirim pasukan khusus dan Unit Jatanras ke teater. 


Kwon Joo diikat, ia melihat Kang Woo terkapar. Kaneki mengatakan sudah lama ia menantikan telinga Kwon Joo. Kwon Joo meminta agar berhenti. Ia tahu motifmu. Di sini adik dan ibumu tinggal bukan. Kaneki mengatakan bagaimana kamu tahu itu alasanku menyukai tempat ini. ingatlah manusia-manusia yang telah dijadikan karya seni terasa menggairahkan bukan. Kwon Joo membenarkan, terdengar dari suaramu penuh penderitaan dan kebencian. Kumpulan potongan tubuh menjijikan itu adalah cermin kebejatan dirimu. Namun jika pikirmu itu menghiburmu, kamu salah. Itu tidak akan membebaskanmu dari masa lalumu. Telingaku yang kamu gila-gilai silahkan ambil. Ingatkah kamu saat tiada orang di sana yang membantumu saat kamu berteriak meminta ampun.

Kaneki mengatakan jangan melantur, akan ia jawab setelah memotong telingamu. Kaneki bersiap memotong. Kang Woo mengatakan hentikan. Ia meminta agar melepaskan Kwon Joo. Kang Woo terprovokasi. Kwon Joo mengatakan jangan, itu yang Kaneki inginkan. Kang Woo berdiri. Kaneki mengatakan kita saudara kandung. Kita berbeda dari para serangga busuk itu. 

Kaneki mengiris telinga Kwon Joo sampai berdarah. Kang Woo kehilangan kendali. Petugas sampai di teater. Gwang Soo dan Choon Byung menemukan Joong Ki yang terluka. Joong Ki meminta agar cepat ke tempat Kwon Joo. 


Kang Woo mencekik Kwon Joo. Kaneki mengatakan benar, begitu caranya. Kang Woo lalu berlari ke arah Kaneki dan menyerangnya. Mereka berkelahi. Kaneki mencekik Kang Woo dengan tali. Kang Woo terkapar. Kang Woo setengah sadar. Kaneki meminta Kang Woo agar menirunya. 

Kaneki bersiap membunuh Kwon Joo, namun Kang Woo langsung mencekik Kaneki menggunakan tali. Kaneki mengatakan sebentar lagi kamu akan menjadi pembunuh sepertiku. Semua orang akan mengenangmu sebagai pembunuh. Kang Woo mengatakan ternyata begini rasanya, kamu salah. Aku cukup menjadi manusia untuk diriku sendiri. Jika aku mati menjadi monster dan orang-orang melupakanku aku tidak keberatan. Kaneki berterima kasih karena sudah membunuhku.


Petugas datang, terlihat mereka siap menembak. Petugas meminta Kang Woo mengentikannya dan meletakkan senjatanya atau kami menembak. Kwon Joo melihatnya. Kang Woo tetap melanjutkan mencekik Kaneki, terdengar suara tembakan. Kang Woo tergeletak, Kwon Joo menghampiri Kang Woo. Ia tidak kuat menahan tangisnya. Gwang Soo dan Choon Byung sampai, mereka melihat Kang Woo tergeletak. 

Terdengar suara Kang Woo, “Aku melihat sumur di dalam diriku. Aku ingat nasihat ayah tentang adanya air kotor atau air bersih yang tergantung dari cara kita mengurusnya. Lebih baik aku mati sebagai manusia daripada hidup sebagai monster sepertimu.”



Petugas melaporkan kepada Eun Soo kalau ia mendapat kabar Kaneki sudah tewas. Eun Soo mempertanyakan bagaimana lainnya. Petugas mengatakan kalau Kang Woo gugur. 


Terlihat di berita kalau kemarin malam Kepolisian Poongsan membenarkan Kaneki pendiri Auction Fabre tewas dalam pengejaran. Dalam pengejaran beberapa terluka. Polisi mengumumkan Kang Woo mantan detektif telah gugur. 


Kwon Joo berjalan, terdengar suara Kwon Joo. Woo Jong Woo kakak dari Kang Woo lahir di Osaka dengan kecenderungan psikopati bawaan setelah menjadi korban dari kejahatan berlatar kebencian, kebengisannya menjadi-jadi. Butuh waktu yang lama dan banyak korban berjatuhan hingga tindakan Kaneki berhasil diadili. Hyung Joon, Kyung Hak dan Hong Soo. Berkat pengorbanan Kang Woo, kasus ini bisa ditutup. Untuk menangkap semua dalang dari Auction Fabre, Fujiyama Koichi, Fujiyama Saburo, Jeon Chang Soo, Bang Je Soo dan Dok Ki. Lebih dari 10 jiwa kehilangan nyawanya. Kasus ini tercatat sebagai kejahatan siber paling brutal dan mengerikan dalam sejarah Korea. Kwon Joo mendapat pesan dari rs yang mempertanyakan kapan akan mengambil hasil pemeriksaan pendengarannya. Lalu hukuman yang dijatuhkan pada kejahatan yang memanfaatkan kebencian seseorang demi ketamakan pihak lain sangatlah berat. 


Kwon Joo dan lainnya menjenguk Joong ki. Gwang Soo mengatakan istrimu menyuruhmu mengundurkan diri bukan, kami selalu terluka. Joong Ki mengatakan kalau terluka itu risiko menjadi detektif. Eun Soo mengatakan jika tidak segera sembuh, ia akan menggantikanmu. Joong Ki mengatakan kami akan menyambutnya dengan senang hati, Eun Soo di tim lapangan dan aku di pusat panggilan. Joong Ki mempertanyakan kepada Seo Yool tumben kamu pendiam hari ini. Seo Yool mengatakan kalau ia ingin menjadi lebih serius. Mereka pun terus bercanda. 


Kwon Joo menemui dokter. Dokter mengatakan pendengaran Anda makin membaik. Terdengar suara Kwon Joo, dahulu pendengaran yang terlalu tajam terasa seperti kutukan. Tapi pendengaran yang pernah menyengsarakanku ini membuat bersyukur menolong orang lain. Andaikan saja kita bisa hidup di dunia tanpa kejahatan. Tapi selama ada cahaya, akan ada bayangan. Kita selalu berjalan di tepi pisau yang tajam sehingga bisa terluka akibat satu kesalahan kecil. Terkadang kita sampai jatuh ke dalam kegelapan.


Kwon Joo di pusat panggilan. Yang harus manusia perbuat adalah memperbaiki kesalahan-kesalan kecil itu. itu sebabnya aku masih mendengarkan jeritan putus asa orang lain hingga kini. Eun Soo menerima panggilan. Ia melaporkan kepada Kwon Joo kalau ada laporan dari No. San Ja dari Poongsan. Dia menelepon putranya dan menantunya yang sedang bulan madu di Jeju. Namun tiba-tiba teleponnya terputus setelah ada suara serangan dan jeritan. Kwon Joo meminta agar menyambungkan dengannya. Kwon Joo meminta San Ja tenang. Bisa bicara perlahan. Kwon Joo meminta Eun Soo menghubungkan dengan Kepolisian Jeju.


Epilog : Seorang pria berpakaian rapi berjalan, terdengar suara piano. Terlihat seperti foto Kaneki di atas piano. Je Soo mengatakan kepada wanita yang bermain piano kalau Kaneki sudah mati sambil memberikan amplop. Wanita itu mengatakan pasti menyakitkan.  Je Soo menyiapkan senjatanya. Ia mengatakan kepada wanita itu kita tidak akan bertemu lagi, sekalipun di alam baka. 

Komentar:

Akhirnya Voice 3 ini aaa endingnya..... padahal ada harapan Kang Woo sembuh. Je Soo juga ini kenapa lagi......

3 comments: