Monday 29 June 2015

Sinopsis Orange Marmalade Episode 8



Jae Min teringat ketika mereka membicarakan wanita yang sama. Jae Min menebak kalau wanita itu Ma Ri, Shi Woo hanya diam dan membawa belati dan menggendong Ma Ri, Jae Min Berteriak. Shi Woo berbalik dan menyuruh Jae Min meninggalkan Ma Ri, karena tidak bisa melindunginya.


Ma Ri sudah dirumah, wanita tersebut mengatakan pada orang tua Ma Ri, "kenapa dia pingsan, siapa yang tahu titik vital kita?" wanita tersebut menduga vampir.


Seorang pria sampe-sampe mengelitik pria buta, dia penasaran karena hari ini gerhana bulan penuh. Istri pria tersebut masuk. Pria buta menjelaskan, pusat energi jahat berkumpul –Hwasawon-, energi dari bulan kemerahan, digabungkan dengan energi jahat Hwasawon akan membuat energi misterius, akan jadi kekuatan luar biasa bagi vampir. Akan mengganti kelemahan mereka, dan membuat mereka sempurna.kekuatan yang mampu menahan kekuatan perak, mereka akan mengenakan pelindung dengan kekuatan dari bulan merah kehitaman. Kekuatan yang tak bisa ditembus perak.


Jae Min mengikuti Shi Woo, Shi Woo memberikan belati pada Jae Min. Itu dikirim oleh Byeongpan, "apa itu alasan mengikuti ujian militer, kau bisa lulus ujian karena kemampuanmu, tapi tidak di pertempuran." Jae Min mengiyakan karena ingin memenuhi keinginan ayahnya.

Shi Woo mengatakan apa gadis itu kau jadikan selir, "tidak aku berjanji akan menikahinya!" sahut Jae Min.

Shi Woo menyuruh Jae Min mundur kalau tidak melindunginya, "karena kau mengungkapkan isi hatimu kau membuatnya dalam bahaya."

Jae Min berkata kalau dia penting bagimu, harusnya kau singkirkan aku. Mereka pun berdebat. Terdengar suara ternyata panah, Shi Woo mengambilnya.

Jae Min bertanya, "apa itu? Aku tidak bisa mendekatinya , aku sudah hampir mati bagaiman bisa melindungi orang lain." sahut Jae Min lalu pergi.


Hasil pelacakan surat di penginapan mapo, uang dalam jumlah besar masuk ke sang Chun Ru  wisma ginseng, pendukung sebenarnya kepala Geomgye, dan dipastikan Ttak Son vampir. Malam ini darah perak akan menyerang Ttak Son,  pertempuran dimulai.


Jae Min melihat prajurit, lalu mengikutinya. Prajurit melaporkan pada ayah Jae Min, pandai besi pemasok senjata darah perak menghilang. Bahan pembuat senjata juga hilang. Yang berarti pasukan khusus sudah ketahuan. Ternyata Jae Min menguping pembicaraan mereka diluar.


Kelompok vampir yang dipimpin wanita datang menyerang. Jae Min memacu kudanya. Satu per satu digigit oleh vampir. Shi Woo mencoba menyerang dengan pedang perak, tapi tentu tidak mempan, Shi Woo pun digigit.

Jae Min melihat pasukan khusus yang tersisa berlari. Jae Min melihat Shi Woo. Dan mereka pun menyerang vampir tersebut. Shi Woo pun dengan sisa-sisa kekuatan bisa menyerang vampir. Shi Woo tergeletak, Jae Min yang takut darah lemas dengan sisa kekuatannya membawa Shi Woo dengan kudanya.


Jae Hee ngobrol dengan wanita itu, Jae Hee minta maaf karena Ma Ri lolos. Wanita tersebut ingin menyampaikan rahasia, "Hwasawon mungkin menjadi sasaran berikutnya."


Jae Hee mengambil sebuah pisau. Ia teringat kata-kata wanita tersebut untuk mengalihkan penyelidikan ke klan vampir di Banchon.


Jae Min merawat Shi Woo, lalu Jae Min mengambil buku, ia pun menatap Shi Woo. Seseorang digigit vampir tidak mati, akan menderita karena kehausan darah,bukan sebagai manusia ataupun vampir, orang tersebut akhirnya akan mati, hanya satu cara meminum darah, pasti ada disuatu tempat, aku pasti menemukan mereka.


Jae Min menemui salah satu pasukan khusus. Jae Min meminta untuk merahasiakan luka Shi Woo. Jae Min mengatakan demi Shi Woo iakan bergabung dalam pasukan khusus, karena aku butuh darah vampir.


Jae Min menatap Shi Woo. Flashback, Jae Min sadar Shi Woo sudah ada disampingnya, Shi Woo mengatakan kau bukan temanku lagi, mulai sekarang kau saudara ku, mereka pun bercanda dan memperebutkan siapa yang jadi kakaknya, lalu ia pun berkata, "aku akan menyelamatkanmu."


Jae Min dihutan, ia teringat saat-saat bersama Ma Ri. Ma Ri datang, lalu memainkan serulingnya. Lalu mereka pun bicara. Dan mereka pun putus, Jae Min memberikan belati pada Ma Ri. Lalu Jae Min pun pergi. Ma Ri sedih sambil mengenggam belati (keluar asap karena belati tersebut terbuat dari perak). Jae Min juga sediih sambil berjalan.


Jae Min mencari buku tentang vampir, wanita menguping pembicaraan tersebut.

"Aku sedang menyelidiki orang yang membuat buku tersebut" Sahut Jae Min. 

"Seleranya aneh." sahut penjual di toko buku tersebut.

Seorang pria sedang menulis buku, istrinya masuk dan mengatakan, "masalah besar, pangeran tampan, dia menggali informasi tentang buku vampir."

Ibu Ma Ri masuk dan berkata, "kisah vampir."


Akhirnya mereka ngobrol, Ma Ri masuk membawakan minuman. Ayah Ma Ri berkata ia memiliki perasaan tidak enak, pisaunya hilang. Jae Min masih memikirkan vampirdan penulis buku tersebut.


Pemimpin wanita mengatakan kalau kita bisa membuat keluarga kerajaan menjadi salah satu dari kita, bukankah ada wanita yang hamil, bagaimana kalau membuat bayi menjadi vampir.

Jae Hee mengatakan kita tidak dapat mendekati istana.

"Kalau tidak bisa masuk, panggil mereka keluar." sahut wanita tersebut.


Ah Ra ke Hwasawon menemui wanita itu lagi, dan mengatakan, "kau tak menepati janji," wanita itu minta maaf. Ah Ra dicekik wanita tersebut. Wanita tersebut menjelaskan tidak ada yang tahu tentang Hwasawon., ada yang harus anda lakukan untuk Hwasawon.


Ah Ra menemui wanita yang hamil. Ah Ra mengatakan ia pergi ke kuil, dan menemukan cara. Ah Ra dikamar menangis.


Ma Ri terlihat kesakitan seteah memegang tanaman, ibunya mengatakan darah dan perak tidak cocok, kita bisa tahan dari perak, tapi tetap saja bahaya. Dan menyuruh Ma Ri berhati-hati.


Jae Min sedang termenung, begitu juga Ma Ri, bahkan Ma Ri sampai nangis. Jae Min merawat Shi Woo.


Shi Woo sadar, ia pun melihat Jae Min yang tidur. Jae Min mendapat kiriman. Jae Min menemui salah satu pasukan, ia marah dan membuka kerah prajurit tersebut. Mereka memiliki tanda yang sama di leher, tapi hanya lehermu yang bersih.

"Kau tidak memakai pelindung itu!" Jae Min mengira kalau prajurit tersebut yang mengatakan pada musuh.


Ah Ra menulis surat ia teringat kata-kata wanita itu, menyuruh mencari  Baek di di Banchon, kalau dia menginginkan pisaunya minta dia datang ke gua malam ini. Ah Ra lalu ia menyuruh pelayannya masuk dan menyuruh pergi ke Banchon.


Shi Woo bangun, ternyata menemui Ma Ri, dan mengatakan untuk terakhir kalinya, aku datang.

Shi Woo tergeletak, Ma Ri memeriksa luka Shi Woo, ia pun ke dapur mengambil pisau, lalu memberikan darahnya pada Shi Woo.


Shi Woo bangun merasa ada yang aneh, lukanya juga sudah tidak ada. Ma Ri masuk membawakan minuman tapi Shi Woo terus bertanya apa dia menjadi vampir tapi Ma Ri tidak menjawab. Shi Woo marah sampai menepis mangkuk berisi minuman tersebut.


Prajurit melaporkan pada Ayah Jae Min tentang penyuapan. "Kali ini apakah kita bisa menyerang pemimpin vampir, apa mungkin masih bisa bertempur." sahut ayah Jae Min.


Jae Min menghentikan Ah Ra yang akan bunuh diri. Jae Min keluar, ia teringat kata-kata Ah Ra pelindung perak yang kukirimkan ke Won Sang Gu di Hwasawon, identitas orang itu kepala vampir. Ada panah lagi yang berisi pesan.


Di Gua para pasukan sudah siap, Ma Ri berjalan menuju gua. Mereka menyalakan obor lalu melempar ke arah Ma Ri, Mata Jae Min terbelalak, pasukan mengatakan serang.

Komentar :

Hemm Vampir disini bener-bener dech, bagaimana selanjutnya apa masih di Zaman Joseon ya?? Kita lihat saja mungkin saja ini akhir Zaman Joseon karna Jae Min udah tahu kalau Ma Ri vampir, sama seperti end di ep 4 , aku sukaa persahabatan mereka menyentuh banget.

oh iya Mb Dian udah bahas tentang hubungan dari episode-episode sebelumnya cek di komentar episode 7-2 ya





1 comment: