Kim Dan menatap poster calon pilpres ke 20, Pilpres h-7.
Sedangkan Ha Min di sebuah cafe menatap gelang yang ia berikan untuk Kim Dan.
Ia meninggalkan gelang tersebut di cafe. Ha Min meninggalkan cafe tersebut.
Jae In bermain piano, ia memainkan lagu pujian yang berjudul
“Jalan ke Surga.” Ternyata Jae In preskon di hadapan media. Ia mengatakan kalau
ini lagu dibuat oleh gereja Cheon In. Ia mengatakan kalau belum lama ini
mengetahui kalau gereja Cheon In dapat kucuran dana. Donasi dalam jumlah besar
yang ditengarai hasil pencucian uang. Kim Dan maju, ia mengatkaan kalau ini
wahyu. Ia menambahkan kalau ini pembukuan gereja yang biasa mereka sebut wahyu.
Han Joo mengelar preskon terbuka, ia minta maaf kepada
semuanya. ia mengakui kalau di buku pembukuan itu ada namanya. Jae In dan Kim
Dan melihatnya dari kejauhan. Kim Dan berkomentar kalau Han Joo hanya
pura-pura. Ketika akan mengumumkan diri akan mundur dari capres. Orang-orang
datang, mereka mengaku mereka menggunakan uang. Han Joo membantu mereka
bangkit, bahkan ada yang dibantu pengobatan medisnya. Orang tersebut meminta
Han Joo tidak mengundurkan diri.
Jae In melakukan preskon lagi, kali ini dokter forensik yang
menjelaskan kematian para korban 24 tahun lalu bukan bunuh diri namun
pembunuhan. Tiba-tiba Ha Min datang ke preskon tersebut. Ia menunjukkan bukti
sebuah berkas. Berkas tersebut berisi tentang ayah Jae In yang menutupi
kejadian tersebut. Ayah Jae In menandatangani laporan investigasi.
Seorang pria memanggil Jae In, Jae In ternyata tahu kalau
pria itu adalah mata-mata Ha Min. Jae In menemui rekan ayahnya yang bernama Han
Seok. Jae In mempertanayakan kalau Han Seok mengetahui masalah ayahnya, karena
itu Han Seok melarangnya. Han Seok mengatakan kalau ia ingin melindungi ayah
Jae In. Han Seok menceritakan saat menangani kasus tersebut ia adan ayah Jae In
melihat sesuatu. Mereka menemukan kalau salah satu mayat tidak ditemukan. Sejak
saat itu Han Joo mengawasi ayah Jae In.
Jae In jalan-jalan sendiri, ia menelpon Kim Dan. Namun Kim
Dan sedang sibuk. Jae In berkomentar kalau ia tidak ingin sendirian. Jae In
sampai rumah, namun ternyata semua rekan-rekan Jae In sudah berkumpul
dirumahnya. Mereka mengatakan kalau kematian orang tua Jae In kemungkinan adalah
bukan kecelakaan namun dibunuh. Kemungkinan ayah Jae In tidak di pihak Han Joo
sehingga dibunuh.
Kim Dan dan lainnya sedang mengawasi capres lawan Han Joo.
Namun pedukung Han Joo tiba-tiba datang mengacaukannya. Kim Dan melihat para
pendukung Han Joo berwarna merah semua seperti ia melihat kejadian dulu. Kim
Dan berkomentar kalau orang-orang ini akan mati.
Kim Dan menghampiri para pendukung Han Joo yang berdemo. Kim
Dan melihat kejadian itu, ia berkomentar dalam hati kalau mereka akan melompat
dari gedung. Ketika menanyakan apa mereka ada kaitannya dengan gereja ternyata
mereka tidak ada kaitannya.
Jae In ternyata memasukan alat penyadap ke saku pria yang
merupakan mata-mata Ha Min. Pria itu menelpon seseorang dan mengatakan kalau
Jae In tahu sampel DNA Sang Goo. Pria itu berkomentar mana ia tahu kalau Sang
Goo membunuh adik Jae In. Han Seok ternyata yang sedang ditelpon oleh pria itu.
akhirnya Jae In tahu kalau Han Seok yang melakukannya.
No comments:
Post a Comment