Tuesday 18 September 2018

Sinopsis Voice 2 Episode 12-2

Je Soo ke sebuah tempat penginapan. Ia mengobati lukanya sendiri. Tiba-tiba ibunya datang. Ibunya mempertanyakan kenapa Je Soo meninggalkannya sendirian. Kamu bilang tidak akan meninggalkan ibu, mana janjimu. Flashback, Je Soo meminta ibunya ke rs karena jika tidak ibu akan mati. Ibunya mengatakan kalau ia takut hidup di dunia. Kamu akan mengubah dunia. Kamu akan menjadi sosok hebat. Ibu akan selalu mendampingimu. Je Soo hanya bisa menagis. Ia mengingat kejadian itu.

Kwon Joo mengatakan kepada Kang Woo kalau menurut tim forensik ibu Je Soo diduga meninggal lima tahun lalu. Mungkin dia sadar kita mengejarnya. Dia akan bersembunyi dari kita seperti tiga tahun lalu. Kang Woo mengatakan tidak, kali ini dia tidak akan bersembunyi. Karena ia akan memprovokasinya. Kwon Joo mengatakan ada yang aneh, ada profil pembunuh anak-anak di bawah usia 12 tahun. Kenapa dia punya datanya jika bukan pelakunya. Kwon Joo mengatakan kalau Kang Woo pasti terlanjur mempercayai Dok Ki. Kang Woo mengatakan kalau ia tidak mempercayainya. Dia hanya informan sewaanku. 

“18 Juni, pukul 10.00, Je Soo kabur.”

Di telpon Hong Soo mengatakan kepada Kang Woo kalau katanya Kang Woo yang menolongnya juga anggota timnya. Ia kepala unit tetapi terkecoh oleh bedebah sepertinya. Ia malu pada dirinya. Kang Woo mengatakan kalau dia gigih mencari kelemahan seseorang dan menyengsarakan hidup mereka hingga bunuh diri. Semoga kamu bisa mengatasinya dan segera kembali. Aku pasti kan memburunya. Hong Soo meminta Kang Woo berhati-hati. Matanya buka mata manusia biasa. 

“Pukul 19.30, Hostel Pelajar Dream di Yeongseok-dong. 30 menit sebelum serangan teror.”

Je Soo berjalan di sekitar Yeongseok-dong.

Kwon Joo mendapat laporan mengenai bom. Ia juga mendapat laporan ada yang terkurung di hostel. Kwon Joo menduga laporan bom itu bohong. Ia meminta Eun Soo untuk mengkonfirmasinya. Eun Soo melaporkan kalau tidak ada yang mencurigakan. Lalu Kwon Joo meminta laporan tentang seseorang yang terkunci di hostel. Ia mendengarkan laporan itu, ia mendengar seperti ada orang yang mengancam. 


Kwon Joo melaporkan kepada Kang Woo kalau ada laporan yang terdengar samar suara pria mengancam. Eun Soo menjelaskan kalau pelapor dalah Yeon Hee. Dia tinggal di hostel. Ia melihat dari CCTV kalau 20 menit lalu ada pria bertopi hitam masuk membawa bensin lalu mengunci pintu dari dalam. Setelah itu dia hanya terlihat melalui pintu dan jendela. Wajahnya tidak tampak tapi mirip Je Soo. Kwon Joo membunyikan alarm. Kang Woo dan timnya segera bergerak. Kwon Joo menitipkan saluran siaga kepada Eun Soo. Eun Soo mengatakan kalau pendengaran Kwon Joo pasti berguna untuk menangkapnya. Kwon Joo mempertanyakan Eun Soo tahu. Eun Soo mengatakan kalau ia sudah empat tahun menjadi rekan Kwon Joo. Ia meminta Kwon Joo kembali dengan selamat.


Mereka sampai TKP, mereka berhasil melumpuhkan pelaku yang meneror dengan bom. Namun ternyata pelaku bukan Je Soo. Pria itu mengatakan kenapa kalian lama. Kalian tidak akan berhasil menangkapnya. Dia menyuruhku memanfaatkan ini. 


Kang Woo mempertanayakan kepada pemilik hostel apa CCTV ini milih hostel. Pemilik mengatakan bukan, punya mereka yang ini. Ternyata ada CCTV lain selain punya hostel. Kang Woo menyisir tempat itu mereka menemukan bom. Petugas mengatakan kalau ini lebih rumit dan kuat daripada bom pelaku lain. Ini cukup untuk memusnahkan sisi gedung. Daerah ini memiliki daya dukung tanah yang lemah. Jadi kerusakannya akan besar. Kang Woo mengatakan kalau mustahil hanya ini bomnya, pasti ada lagi. 

Kang Woo mencari bom lagi, akhirnya ia menemukan CCTV milik Je Soo, Je Soo mengamati dari kejauhan. Je Soo mengatakan kalau Kosuke cerdik menginvestigasi. Ia mengatakan kalau ini lebih menarik. Joong Ki menemukan bom, ia melaporkan kalau menemukan bom di lantai tiga. 


Kang Woo mendapat telpon dari Je Soo. Ia mengatakan masih ada satu bom lagi. Ia mengatakan kalau bom terakhir ia bisa mengendalikan dengan kendali yang ia bawa. Petunjuknya di dalam sumurmu. 

Kang Woo melihat Je Soo di gedung seberang. Ia melaporkan kalau Je Soo bersembunyi di gedung seberang. Ia akan mengejarnya dan meminta bantuan. Kang Woo menghampiri Kwon Joo dan mengatakan kalau masih ada bom yang tersisa. Je Soo mengamati dari gedung seberang sejak tadi. Kwon Joo meminta Kang Woo berhati-hati. Ia akan menyusul setelah semua selesai di sini. 

Kang Woo mengejar Je Soo, mereka saling berkelahi. Kekuatan mereka hampir imbang. Je Soo mengatakan kalau kamu berusaha keras menolong orang lain tanpa tahu diri, menarik sekali. Kamu sama sepertiku. Kenapa kamu memihak hama seperti mereka. Menganggap mereka wajib dihukum itu lebih mudah. Kang Woo mengatakan jangan mimpi, kamu bukan siapa-siapa. Kamu hanya penjahat tidak tahu malu yang melampiaskan dendammu kepada orang tidak bersalah. Je Soo mengatakan agar Kang Woo ingat, marah dan bencilah. Sayang sekali, kukira kamu akan memahamiku. Akulah yang tulus menunggu ingatanmu pulih. 

Kwon Joo mempertanyakan apa Joong Ki bersama Kang Woo. Joong Ki mengatakan kalau kami belum menemukannya. Kami akan menuju ke sana. Jangan cemas kami akan segera menemukannya. Gwang Soo mengatakan kalau kurang satu orang, 48 orang sudah berhasil diselamatkan.

Kwon Joo mendengar suara anak perempuan yang minta tolong, ia masuk ke sana. Ternyata ada seorang ibu yang melihat anaknya dan mempertanyakan dari mana saja karena ia mencarinya kemana-mana. 


Kang Woo berhasil melumpuhkan Je Soo. Ia terus memukuli Je Soo. Kamu hanya orang gila yang delusif. Polisi yang kamu bunuh bukan hama. Je Soo mengatakan jika membunuhku, akan kuhukum dunia hari ini. Jika kamu menyelamatkanku, Kwon Joo akan mati. Kang Woo menodongkan pistol. Je Soo memngatakan akhirnya kau ingat Kosuke, bunuh aku. Bunuh aku agar ingatanmu pulih. Bunuh aku dan terimalah takdirmu, Kosuke. Kang Woo melepaskan tembakan disamping Je Soo. Joong Ki mendengar suara tembakan itu. 

Je Soo kesakitan. Kang Woo mengatakan masa lalu yang diketahui Je Soo itu sudah berlalu. Kang Woo menambahakan, “membusuklah selamanya di rumah sakit jiwa.” Je Soo hanya tersenyum. Ia mmengatakan jika kamu tidak ingat, aku sudah bilang Kwon Joo akan mati. Pikirmu itu akan efektif. Alat pengendali itu ternyata rusak. Dengarkan baik-baik suara samarnya. 


Kwon Joo menyisir tempat itu sendirian. Terdengar suara Kwon Joo, “selama ada cahaya, selalu ada bayangan.” Kwon Joo terus mendengar suara anak perempuan minta tolong. Kwin Joo mencoba membuka salah satu ruangan. “Melakukan kesalahan terkecil pun berarti berjalan di ujung tanduk. Bahkan terkadang, bisa terperosok ke kejahatan.” Kang Woo mencoba menghubungi Kwon Joo. Kwon Joo mengatakan kalau ia ada di basemen. Sepertinya ada anak kecil terkurung. Kang Woo berteriak bukan itu. Kwon Joo mengatakan ada yang mempermainkanku. Seseorang merekam suara anak kecil. Kwon Joo mengambil alat perekam itu. mainan itu bergerak. “Tapi aku harus memperbaiki kesalahan kecil itu.” Kang Woo meminta Kwon Joo jangan menyentuh apapun dan cepat keluar. Dari mulut Je Soo terlihat keluar darah. Kwon Joo melihat bom dan waktunya tinggal dua detik. “Karena itulah kini aku mendengarkan baik-baik. Suara orang-orang yang memanggilku.” Bom itu akhirnya meledak. Semua mendengarnya, termasuk Eun Soo dan lainnya yang ada di kantor. 


Kang Woo menatap Je Soo yang terkapar. Joong Ki menghampiri mereka. Joong Ki dan lainnya mengepung Je Soo yang tangannya masih bergerak. Je Soo berkata, “untuk membangkitkan ingatan seseorang, seseorang yang berarti baginya harus dibunuh, Kosuke.” Je Soo pun tertawa. 

“Pukul 21.00, bom meledak di Hostel Dream Yeongseok-dong.”


Terlihat seorang pria dimobil dua orang. Yang satu pria sudah berumur wajahnya diperlihatkan. Sedangkan pria muda disampingnya wajahnya tidak terlihat jelas. Pria berumur mengatakan kurasa Kosuke kini bisa kembali ke sisi kita. 


Tatapan Kang Woo terlihat tajam. 

“Bersambung ke Voice 3, The City of Accomplices.”

Komentar:

Masih banyak teka-teki yang belum terjawab......


No comments:

Post a Comment