Jae In ke salon, ternyata salon itu tempat A-Hyun dimana
melkaukan perawatan. A-Hyun menceritakan ketika ia kecil di pulau ketika ia
bosan melempar kue kepada anak-anak lain. Ia sadar kalau ia sangat istimewa.
Jae In mengatakan kalau ayah A-Hyun membunuh 31 orang di pulau sana. A -Hyun
berdalih kalau disana ada rs milik ayahnya. A-Hyun tahu tentang Kim Dan mencari
informasi tentang 31 orang yang meninggal. Jae In mempertanayakan kepada A-Hyun
apa tahu tentang Popaye. A-Hyun mengatakan kalau ia tidak yakin, bahkan ia
berdalih kalau itu kartun. Jae In memberitahu kalau Sang Goo menyampaikan pesan
terakhirnya kalau Popaye menungguku. Jae In yakin kalau Popaye yang
mengendalikan Sang Goo. Jae In mengatakan jika A-Hyun bersama popaye sampaikan
kalau ia yang menunggunya.
Kim Dan mengatakan kalau hanya ada 5 orang keluarga yang
bisa dihubungi dari 31 korban. Mereka menuju tempat mereka janjian bertemu.
Namun salah satu keluarga menelpon dan mengatakan jangan menghubunginya lagi.
Seorang pria datang menemui salah satu keluarga korban. Kim Dan dan Jae In
sampai ke rumah keluarga korban namun keluarga korban menolak. Jae In dan Kim
Dan merasakan ada yang tidak beres. Padahal itu harapan satu-satu mereka.
Ha Min menghampiri A-Hyun dan ayahnya. Ayah A-Hyun mengatakan kalau Jae In menemui A-Hyun. Ia meminta Ha Min melakukan sesuatu. Jae In dan Kim Dan makan bersama, Jae In berkomentar kalau ada seseorang yang selangkah di depan mereka. Jae In mengatakan kalau tidak polisi mungkin jaksa.
Ha Min dan A-Hyun keluar bersama. A-Hyun mengatakan kalau Sang Goo meninggalkan
kata-kata yang menarik. Ia akan mengatakan jika Ha Min bersikap sopan. A-Hyun
menambahkan kalau ia belum memberitahu ayahnya.
Kim Dan pulang, ia memberikan makanan kesukaan ayahnya.
Ayahnya ke kamar Kim Dan, ia kaget melihat berkas yang dibawa Kim Dan yaitu
daftar orang yang meninggal di Cheonguk Ui Mun. Kim Dan di kamarnya masih
memikirkan kasus itu.
Kim Dan menghampiri Jae In dan membawa koran yang tertulis
tentang kejadian di Cheonguk Ui Mun. Di sana tertulis jika ada keluarga korban
bisa menghubunginya.
Sudah satu minggu, tapi tidak ada yang menelpon. Tiba-tiba seorang pria tunawisma membaca koran itu. ia meminjam hp seorang tunawisma yang waktu itu dikasih hp oleh Jae In. Jae In dan Kim Dan menghapiri para tuniwisma. Mereka meminta yang lainnya untuk pergi karena ia akan bicara dengan Bong Su. Ternyata anaknya meninggal di sana saat kejadian itu. Kim Dan mempertanyakan bagaimaan anak Bong Su bisa masuk Bokjiwon. Bong Su menceritakan saat ia bertengkar dengan anaknya, anaknya meninggalkannya pergi dari rumah. Saat itu ia selama 4 bulan mencari-cari anaknya. Namun tiba-tiba jasadnya muncul. Kim Dan menceritakan kalau ia mungkin pernah tinggal di sana. Seorang pria dari jauh mengamati mereka.
Kim Dan mengatakan kepada Jae In kalau 8 orang yang
meninggal mengajukan permohonan program swadaya dua minggu sebelum bunuh diri
masal. Jae In mempertanyakan dimana jasad korban dikubur. Kim Dan mengatakan
kecuali 3 jasad diambil keluarga. Salah satunya jasad anak Bong Su.
Seorang pria tiba-tiba membantu mendorong gerobak Bong Su.
Pria itu menawarkan minuman kepada Bong Su. Ketika akan minum, tiba-tiba Kim
Dan dan Jae In datang. Jae In mencium sesuatu dan mengempaskan minuman yang
dibawa Bong Su. Jae In mengatakan ini potasium sianida. Jae In mempertanayakan
siapa yang memberi minuman ini. Bong Su mengatakan ada seorang pria muda yang menolongnyamendorong
gerobak lalu memberikan minuman ini. Jae In dan Kim Dan berlari mencoba
mengejar, namun sayang mereka tidak berhasil menemukan pria itu.
Bong Su
menolak untuk menggali kubur anaknya lagi. Kim Dan dan Jae In pergi dan
mengatakan akan menemui Bong Su lagi. Kim Dan mengambil kerajinan dan
memberikan ke Bong Su, tiba-tiba lonceng berbunyi. Kim Dan mengatakan kalau
anak Bong Su juga memberikan kerajinan
itu kepadanya. Kim Dan dan Jae In keluar, lalu Jae In meminta Kim Dan agar
memastikan lokasi kuburannya bersama Bong Su.
Mereka akhirnya membokar kuburan anak Bong Su dengan kekuatan media. Media meliput dan menggali kembali kasus tersebut. Tiba-tiba Jae In mendapat telpon dari Do Hoon kalau ada tamu yaitu Han Joo yang merupakan capres. Peti di buka, Jae In dan lainnya kaget melihatnya......
Komentar:
Semakin kesini makin penasaran ya.....
No comments:
Post a Comment