Nenek tersebut ditemukan sudah meninggal. Jae In mengatakan
kalau hudungnya berbusa, tangannya memar, serta dadanya bengkak. Hal ini
menandakan nenek tersebut tenggelam. Kim Dan mempertanayakan apa nenek tersebut
terpeleset. Jae In mengatakan kalau itu belum dipastikan. Salah satu warga
mengatakan kalau kemarin ombaknya besar. Ternyata nenek tersebut seorang
penyelam. Jae In mengatakan kalau tidak ada darah, luka ada setelah kematian.
Kim Dan mengatakan kalau lukanya seperti goresan pisau. Jae In mengatakan kalau
itu bukan pisau, kelihatannya tidak terlalu tajam. Salah satu warga mengatakan
itu rajungan. Karena jika ada orang meninggal atau binatang mati, binatang itu
akan mencapit. Jae In menggoreskan binatang itu ke tangannya. Jae In
mempertanayakan dimana binatang ini hidup. Warga mengatakan kalau siang
bersembunyi, kalau laut surut baru keluar. Jae In berfikir kalau nenek
dipindahkan dari suatu tempat. Jae In mengatakan kalau ia meminta dilakukan
autopsi.
Saat akan memindahkan nenek tersebut, Kim Dan menemukan
sobekan kertas di mulut nenek. Kim Dan mengajak Jae In pergi. Tetapi Jae In
mengatakan kalau ia tidak akan pergi. Jae In mengatakan kalau pelaku pembunuhan
nenek ada di pulau ini. Kim Dan dan Jae In bicara berdua. Kim Dan memberikan
kertas yang ia temukan di mulut nenek. Jae In mengatakan kalau kertas ini Alkitab.
Jae In dan Kim Dan memeriksa di sekitar kamar nenek untuk
mencari bukti. Tetapi mereka tidak menemukannnya. Jae In bahkan menemukan guci
putih. Kang Kuk menghampiri mereka dan meminta jangan memegang guci itu. Kim
Dan mempertanyakan apa nenek ke gereja. Kang Kuk mengatakan kalau disini tidak
ada gereja. Bahkan ibunya tergila-gila dengan takhyul. Kang Kuk mengajak mereka
berkeliling rumah untuk membuktikan neneknya tidak ke gereja. Ia menjelaskan
barang-barang yang digunakan oleh nenek untuk ritual. Kim Dan mengatakan kepada
Jae In kalau ia yakin nenek tahu tentang gadis kecil itu.
Jae In dan Kim Dan melihat peta. Kim Dan menjelaskan kalau dulunya
itu gereja, sekarang digunakan sebagai panti jompo. Dalam perjalanan mereka
menemukan sebuah tempat. Kim Dan mengatakan kalau ia mendengar seseorang
menghancurkan Dangjib ini. Kim Dan teringat masa lalunya ketika
bermmain ggodaegak sinuli. Kim Dan mendengar suara aneh, tiba-tiba seseorang
nenek menghampirinya. Nenek meminta Kim Dan tidak memainkan permainaan itu
lagi. Kim Dan lalu memeluk nenek itu. Kim Dan merasa aneh karena
loncengnya tidak berbunyi. Kim Dan mengatakan kepada Jae In kalau gadis itu
mungkin. Tetapi Kim Dan mengatakan bukan apa-apa.
Mereka sampai di tempat itu, mereka melihat banyak CCTV di
area panti jompo tersebut. Dong Hee mengatakan kalau ini area pribadi sehingga
tidak bisa masuk seenaknya. Kim Dan ingat kalau mereka bertemu Dong Hee
kemarin. Jae In mempertanyakan kalau ini dulunya gereja. Dong Hee menjelaskan
kalau sudah lebih dari 20 tahun beralih fungsi. Jae In mempertanayakn kenapa
banyak CCTV. Dong Hee mengatakan kalau ini untuk situasi darurat. Jae In mempertanyakan
apa mereka bisa berkeliling. Dong Hee melarangnya, ia pergi. Jae In sadar ada
yang aneh dengan cara jalan Dong Hee. Ia memanggil Dong Hee dan mengatakan
kalau kedua kaki Dong Hee tidak sama. ia mengatakan kalau cara jalan kadang
bisa jadi sidik jari. Jae In memperlihatkan vidio seorang pria yang berjalan
sama persis Dong Hee. Dong Hee berdalih kalau ia ada di sini semalam.
Jae In dan Kim Dan melihat CCTV ditempat itu. dan benar saja
Dong Hee pergi di sela waktu itu. Jae In mempertanyakan kalau Dong Hee yang membunuh nenek. Dong Hee
mengatakan kalau ia tidak melakukannya. Jae In mengatakan kalau buktinya ada di
tangannya, Dong Hee bereaksi. Jae In mengatakan kalau ini akan dibuktikan
dengan hasil autopsi.
Jae In dan Kim Dan pergi, dalam perjalanan Kim Dan
mempertanyakan apa yang ada di tangan Jae In. Jae In mengatakan kalau itu hanya
tiket kemarin. Kim Dan terkesan dengan pemikiran Jae In. Jae In merasa aneh
karena koneksi internet masih tidak bisa. Ia mengajak Kim Dan ke suatu tempat. Dan
benar saja kabelnya diputus.
Di telpon Dong Hee mengatakan kalau ia minta maaf karena ketahuan.
Ia menambahkan kalau tidak mengatakan apa-apa. Kepala pulau di telpon mengatakan
agar cari cara sendiri, tidak ada jalan lain. Ia menambahkan kalau ambil
kesempatan ini untuk menembak. Dong Hoo mengambil senapan di sebuah ruangan. Di
tempat lain ada 2 lubang yang digali. Kepala pulau mengatakan kalau mereka
harus mengurus tamu-tamu mereka.
No comments:
Post a Comment