Sunday 8 April 2018

Sinopsis Children of A Lesser God Episode 5-1



Nenek tersebut ditemukan sudah meninggal. Jae In mengatakan kalau hudungnya berbusa, tangannya memar, serta dadanya bengkak. Hal ini menandakan nenek tersebut tenggelam. Kim Dan mempertanayakan apa nenek tersebut terpeleset. Jae In mengatakan kalau itu belum dipastikan. Salah satu warga mengatakan kalau kemarin ombaknya besar. Ternyata nenek tersebut seorang penyelam. Jae In mengatakan kalau tidak ada darah, luka ada setelah kematian. Kim Dan mengatakan kalau lukanya seperti goresan pisau. Jae In mengatakan kalau itu bukan pisau, kelihatannya tidak terlalu tajam. Salah satu warga mengatakan itu rajungan. Karena jika ada orang meninggal atau binatang mati, binatang itu akan mencapit. Jae In menggoreskan binatang itu ke tangannya. Jae In mempertanayakan dimana binatang ini hidup. Warga mengatakan kalau siang bersembunyi, kalau laut surut baru keluar. Jae In berfikir kalau nenek dipindahkan dari suatu tempat. Jae In mengatakan kalau ia meminta dilakukan autopsi. 


Saat akan memindahkan nenek tersebut, Kim Dan menemukan sobekan kertas di mulut nenek. Kim Dan mengajak Jae In pergi. Tetapi Jae In mengatakan kalau ia tidak akan pergi. Jae In mengatakan kalau pelaku pembunuhan nenek ada di pulau ini. Kim Dan dan Jae In bicara berdua. Kim Dan memberikan kertas yang ia temukan di mulut nenek. Jae In mengatakan kalau kertas ini Alkitab. 

Jae In dan Kim Dan memeriksa di sekitar kamar nenek untuk mencari bukti. Tetapi mereka tidak menemukannnya. Jae In bahkan menemukan guci putih. Kang Kuk menghampiri mereka dan meminta jangan memegang guci itu. Kim Dan mempertanyakan apa nenek ke gereja. Kang Kuk mengatakan kalau disini tidak ada gereja. Bahkan ibunya tergila-gila dengan takhyul. Kang Kuk mengajak mereka berkeliling rumah untuk membuktikan neneknya tidak ke gereja. Ia menjelaskan barang-barang yang digunakan oleh nenek untuk ritual. Kim Dan mengatakan kepada Jae In kalau ia yakin nenek tahu tentang gadis kecil itu. 


Jae In dan Kim Dan melihat peta. Kim Dan menjelaskan kalau dulunya itu gereja, sekarang digunakan sebagai panti jompo. Dalam perjalanan mereka menemukan sebuah tempat. Kim Dan mengatakan kalau ia mendengar seseorang menghancurkan Dangjib ini. Kim Dan teringat masa lalunya ketika bermmain ggodaegak sinuli. Kim Dan mendengar suara aneh, tiba-tiba seseorang nenek menghampirinya. Nenek meminta Kim Dan tidak memainkan permainaan itu lagi. Kim Dan lalu memeluk nenek itu. Kim Dan merasa aneh karena loncengnya tidak berbunyi. Kim Dan mengatakan kepada Jae In kalau gadis itu mungkin. Tetapi Kim Dan mengatakan bukan apa-apa. 


Mereka sampai di tempat itu, mereka melihat banyak CCTV di area panti jompo tersebut. Dong Hee mengatakan kalau ini area pribadi sehingga tidak bisa masuk seenaknya. Kim Dan ingat kalau mereka bertemu Dong Hee kemarin. Jae In mempertanyakan kalau ini dulunya gereja. Dong Hee menjelaskan kalau sudah lebih dari 20 tahun beralih fungsi. Jae In mempertanayakn kenapa banyak CCTV. Dong Hee mengatakan kalau ini untuk situasi darurat. Jae In mempertanyakan apa mereka bisa berkeliling. Dong Hee melarangnya, ia pergi. Jae In sadar ada yang aneh dengan cara jalan Dong Hee. Ia memanggil Dong Hee dan mengatakan kalau kedua kaki Dong Hee tidak sama. ia mengatakan kalau cara jalan kadang bisa jadi sidik jari. Jae In memperlihatkan vidio seorang pria yang berjalan sama persis Dong Hee. Dong Hee berdalih kalau ia ada di sini semalam. 


Jae In dan Kim Dan melihat CCTV ditempat itu. dan benar saja Dong Hee pergi di sela waktu itu. Jae In mempertanyakan  kalau Dong Hee yang membunuh nenek. Dong Hee mengatakan kalau ia tidak melakukannya. Jae In mengatakan kalau buktinya ada di tangannya, Dong Hee bereaksi. Jae In mengatakan kalau ini akan dibuktikan dengan hasil autopsi.

Jae In dan Kim Dan pergi, dalam perjalanan Kim Dan mempertanyakan apa yang ada di tangan Jae In. Jae In mengatakan kalau itu hanya tiket kemarin. Kim Dan terkesan dengan pemikiran Jae In. Jae In merasa aneh karena koneksi internet masih tidak bisa. Ia mengajak Kim Dan ke suatu tempat. Dan benar saja kabelnya diputus. 


Di telpon Dong Hee mengatakan kalau ia minta maaf karena ketahuan. Ia menambahkan kalau tidak mengatakan apa-apa. Kepala pulau di telpon mengatakan agar cari cara sendiri, tidak ada jalan lain. Ia menambahkan kalau ambil kesempatan ini untuk menembak. Dong Hoo mengambil senapan di sebuah ruangan. Di tempat lain ada 2 lubang yang digali. Kepala pulau mengatakan kalau mereka harus mengurus tamu-tamu mereka.

No comments:

Post a Comment