Kim Dan dan Jae In menemukan bangunan sekolah. Kim Dan
melihat ada seorang anak perempuan, namun Jae In tidak melihatnya. Mereka masuk
ke gedung sekolah itu. Kim Dan melihat anak perempuan itu lagi dan mengejarnya.
Kim Dan sampai di tempat dimana dulu mereka menggambar. Anak perempuan itu
menatap Kim Dan lalu menghilang. Jae In berkeliling di sekolah itu. ia
menemukan sebuah salib. Jae In yakin pernah melihatnya di suatu tempat.
Kim Dan menatap gambar itu, ia teringat masa lalunya. Ternyata
nama yang ditulis mereka bertiga terinspirasi dari nama cemilan mereka makan.
Kim Dan sepertinya mengingat betul masa lalunya. Ia mempertanyakan apa itu ingatannya. Jae In menghampiri Kim Dan dan
memperlihatkan salib yang ia temukan. Kim Dan mengatakan kalau ini yang ada di
gereja. Jae In membenarkan kalau itu di tempat persembunyian Sang Goo.
Di gereja sedang ada ibadah yang dipimpin Pastor Wang. Jae
In mengomentari gambar itu dengan bercanda. Namun Kim Dan mengatakan Apollo.
Jae In sadar kalau mereka ke pulau ini bukan kebetulan, semuanya ada kaitannya
di sini. Kim Dan mengatakan kalau ia tahu gadis kecil itu. belum meneruskan ucapannya,
terdengar suara tembakan dan saura Dong Hee. Mereka berdua bersembunyi, lalu
mengecek pistol mereka. Ternyata pistol keduanya kosong.
Di gereja para jemaat melakukan sumbangan. Setelah selesai uang
tersebut dikumpulkan, lalu dihitung dan ditata di dalam kerdus. Mobil yang
membawa uang tersebut mengalami kecelakaan, sehingga uang tersebut berhamburan.
Ha Min dari dalam mobil kalau apel paling manis di dunia (apel taman eden). Ia menambahkan
kalau itu buah yang baik dan jahat.
Kim Dan dan Jae In berpapasan dengan Dong Hee. Jae In
mengatakan kalau membunuh polisi akan menimbulkan masalah. Dong Hee mengatakan
tidak masalah, tiba-tiba anggota polisi datang. Mereka berhasil melumpuhkan
Dong Hee. Para warga yang sedang berada di ladang berkomentar ketika Kim Dan dan Jae In lewat berhasil
melumpuhkan Dong Hee. Di dekat warga tersebut terdapat kardus apel.
Do Hoon dan rekannya ke TKP tempat kecelakaan mobil yang
membawa uang. Jae In menelpon Do Hoo. Do Hoon emngatakan kalau hasil autopsi
sudah keluar. Ia mengatakan kepada Jae In kalau di paru-paru nenek tidak ada
air. Jae In mengatakan kalau berhasil menagkap pelaku. Ia mempertanyakan apa Do
Hoon sibuk. Doo Hoon menjelaskan kalau ada mobil yang tidak teridentifikasi
membawa uang sehingga ia sibuk. Jae In minta maaf telah merepotkan Do Hoon.
Jae In dan Kim Dan bicara berdua, Jae In mengatakan kalau ia
tahu TKPnya. Ia meminta Kim Dan duluan menceritakan tentang gadis perempuan.
Kim Dan mengatakan kalau kemungkinan gadis itu adalah dia. Ia menambhakan kalau
nama ketiganya itu berasal dari jajanan. Jae In mempertanaykan kenapa ayah Kim
Dan berbohong. Kim Dan teringat saat gadis itu dicekik ayahnya. Kim Dan
mengatakan kalu mungkin ada satu hal lain. Kim Dan mengajak Jae In ke TKP.
Mereka sampai di sebuah sumur. Jae In menjelaskan kalau
Ferium, Silikat, Fluorida Karbonat merupakan hasil dari autopsi. Kim Dan sadar
kalau air sumur ini nenek di diceburkan. Ketika Kim Dan melakukan simulasi
kepada Jae In, ia terlempar sehingga tangannya menyentuh tanaman.
Para warga mengajak Kim Dan dan Jae In makan bersama. Mereka
makan bersama sambil menceritakan bagaimana mereka menagkap Dong Hee. Dalam hati
Kim Dan penasaran apa warga disini mengetahui masa kecilnya. Tangan Kim Dan
gatal, warga memeriksanya. Warga tahu kalau Kim Dan menyentuh tanaman disana.
Kim Dan dan Jae In pergi. Setelah pergi seorang warga
mempertanayakn kepada Kepala pulau apa akan memberiarkan mereka hidup. Kepala
pulau mengatakan kalau mereka harus membereskannya. Jae In meminta Kim Dan
masuk duluan.
Jae In menemui Dong Hee, ia meminta Dong Hee melepaskan
bajunya. Jae In mendengar Kim Dan sedang bicara dengan ayahnya di telpon. Jae
In pergi untuk mencari obat herbal untuk Kim Dan. Ketika menggali ia menemukan
kardus apel yang berisi uang.
Kim Dan selesai mandi, Jae In mengetuk kamar Kim Dan
memberikan obat untuk Kim Dan. Jae In meminta Kim Dan duduk, ia menceritakan semuanya.
Setelah itu Jae In meminta Kim Dan bermain dengannya.
Upacara pemakaman nenek dimulai, tiba-tiba warga yang
memimpin itu kesurupan arwah nenek. Tapi sepertinya warga itu pura-pura
kesurupan arwah nenek. Tiba-tiba Jae In mendekat dan mempertanyakan siapa yang
membunuh nenek. Warga itu menunjuk Dong
Hee. Jae In mengatakan kalau itu bukan arwah nenek. Kim Dan pura-pura memimpin
uapaca itu. Kim Dan mengatakan kalau nenek pasti kedinginan. Kim Dan mengatakan
kalau bukan laut tetapi sumur. Ia menambhakan kalau kepala nenek dibenamkan di
sumur. Kim Dan mengatakan kalau pelakunya anak nenek sendiri. Benar saja saat
Jae In mengecek tangannya ada alergi. Bahkan Kim Dan mengatakan kalau mereka
bertengkar.
Flashback, malam itu benar saja Kang Kuk membenamkan kepala nenek ke
sumur. Kang Kuk berdoa nenek ternyata masih hidup. Ia menyobek kertas di dalam Alkitab,
ia berkomentar jika mau menyemplungkan ke air harus menyumpal dulu kupingnya.
Kang Kuk kesal kepada nenek. Kang Kuk menyangkal, lalu Kim Dan menuju
sebuah tempat, ia menemukan Alkitab di guci.
Mereka kembali ke tempat acara pemakaman. Jae In
mempertanyakan kepada Dong Hee kenapa datang ke penginapan. Dong Hee mengatakan
kalau ia Khawatir. Kim Dan mengatakan kalau Dong Hee anak nenek yang
sebenarnya. Ternyata Kim Dan dan Jae In semalam menemukan bukti kalau Dong Hee
anak nenek. Bahkan mereka berhasil menemukan Alkitab malam itu. Jae In juga mengatakan kalau
pada tahun 2011 di ladang desa ini dikubur uang senilai 1 milyar won. Jae In
menghamburkan uang itu. Tiba-tiba lonceng di tangan Kim Dan berbunyi. Kepala pulau
mengatakan kalau itu uang hasil laut. Kim Dan mengatakan kalau itu bohong. Kim
Dan mengatakan kepada kepala pulau kalau telah menggali beberapa liang lahat,
ia menambahakan kalau kepala pulau akan dikubur disana. Kim Dan menghampiri seorang warga dan
mengatakan kalau suaminya mati karenanya. Lalu seorang warga berteriak itu gongsu.....
Komentar:
Drama ini makin lama makin seru.....ahhhhhh.....
No comments:
Post a Comment