Sunday 8 April 2018

Sinopsis Children of A Lesser God Episode 5-2



Kim Dan dan Jae In menemukan bangunan sekolah. Kim Dan melihat ada seorang anak perempuan, namun Jae In tidak melihatnya. Mereka masuk ke gedung sekolah itu. Kim Dan melihat anak perempuan itu lagi dan mengejarnya. Kim Dan sampai di tempat dimana dulu mereka menggambar. Anak perempuan itu menatap Kim Dan lalu menghilang. Jae In berkeliling di sekolah itu. ia menemukan sebuah salib. Jae In yakin pernah melihatnya di suatu tempat.


Kim Dan menatap gambar itu, ia teringat masa lalunya. Ternyata nama yang ditulis mereka bertiga terinspirasi dari nama cemilan mereka makan. Kim Dan sepertinya mengingat betul masa lalunya. Ia mempertanyakan apa itu  ingatannya. Jae In menghampiri Kim Dan dan memperlihatkan salib yang ia temukan. Kim Dan mengatakan kalau ini yang ada di gereja. Jae In membenarkan kalau itu di tempat persembunyian Sang Goo.

Di gereja sedang ada ibadah yang dipimpin Pastor Wang. Jae In mengomentari gambar itu dengan bercanda. Namun Kim Dan mengatakan Apollo. Jae In sadar kalau mereka ke pulau ini bukan kebetulan, semuanya ada kaitannya di sini. Kim Dan mengatakan kalau ia tahu gadis kecil itu. belum meneruskan ucapannya, terdengar suara tembakan dan saura Dong Hee. Mereka berdua bersembunyi, lalu mengecek pistol mereka. Ternyata pistol keduanya kosong. 

Di gereja para jemaat melakukan sumbangan. Setelah selesai uang tersebut dikumpulkan, lalu dihitung dan ditata di dalam kerdus. Mobil yang membawa uang tersebut mengalami kecelakaan, sehingga uang tersebut berhamburan. Ha Min dari dalam mobil kalau apel paling manis di dunia (apel taman eden). Ia menambahkan kalau itu buah yang baik dan jahat. 

Kim Dan dan Jae In berpapasan dengan Dong Hee. Jae In mengatakan kalau membunuh polisi akan menimbulkan masalah. Dong Hee mengatakan tidak masalah, tiba-tiba anggota polisi datang. Mereka berhasil melumpuhkan Dong Hee. Para warga yang sedang berada di ladang berkomentar ketika Kim Dan dan Jae In lewat berhasil melumpuhkan Dong Hee. Di dekat warga tersebut terdapat kardus apel.

Do Hoon dan rekannya ke TKP tempat kecelakaan mobil yang membawa uang. Jae In menelpon Do Hoo. Do Hoon emngatakan kalau hasil autopsi sudah keluar. Ia mengatakan kepada Jae In kalau di paru-paru nenek tidak ada air. Jae In mengatakan kalau berhasil menagkap pelaku. Ia mempertanyakan apa Do Hoon sibuk. Doo Hoon menjelaskan kalau ada mobil yang tidak teridentifikasi membawa uang sehingga ia sibuk. Jae In minta maaf telah merepotkan Do Hoon. 


Jae In dan Kim Dan bicara berdua, Jae In mengatakan kalau ia tahu TKPnya. Ia meminta Kim Dan duluan menceritakan tentang gadis perempuan. Kim Dan mengatakan kalau kemungkinan gadis itu adalah dia. Ia menambhakan kalau nama ketiganya itu berasal dari jajanan. Jae In mempertanaykan kenapa ayah Kim Dan berbohong. Kim Dan teringat saat gadis itu dicekik ayahnya. Kim Dan mengatakan kalu mungkin ada satu hal lain. Kim Dan mengajak Jae In ke TKP. 


Mereka sampai di sebuah sumur. Jae In menjelaskan kalau Ferium, Silikat, Fluorida Karbonat merupakan hasil dari autopsi. Kim Dan sadar kalau air sumur ini nenek di diceburkan. Ketika Kim Dan melakukan simulasi kepada Jae In, ia terlempar sehingga tangannya menyentuh tanaman.
Para warga mengajak Kim Dan dan Jae In makan bersama. Mereka makan bersama sambil menceritakan bagaimana mereka menagkap Dong Hee. Dalam hati Kim Dan penasaran apa warga disini mengetahui masa kecilnya. Tangan Kim Dan gatal, warga memeriksanya. Warga tahu kalau Kim Dan menyentuh tanaman disana. 

Kim Dan dan Jae In pergi. Setelah pergi seorang warga mempertanayakn kepada Kepala pulau apa akan memberiarkan mereka hidup. Kepala pulau mengatakan kalau mereka harus membereskannya. Jae In meminta Kim Dan masuk duluan.

Jae In menemui Dong Hee, ia meminta Dong Hee melepaskan bajunya. Jae In mendengar Kim Dan sedang bicara dengan ayahnya di telpon. Jae In pergi untuk mencari obat herbal untuk Kim Dan. Ketika menggali ia menemukan kardus apel yang berisi uang. 

Kim Dan selesai mandi, Jae In mengetuk kamar Kim Dan memberikan obat untuk Kim Dan. Jae In meminta Kim Dan duduk, ia menceritakan semuanya. Setelah itu Jae In meminta Kim Dan bermain dengannya. 

Upacara pemakaman nenek dimulai, tiba-tiba warga yang memimpin itu kesurupan arwah nenek. Tapi sepertinya warga itu pura-pura kesurupan arwah nenek. Tiba-tiba Jae In mendekat dan mempertanyakan siapa yang membunuh nenek. Warga itu  menunjuk Dong Hee. Jae In mengatakan kalau itu bukan arwah nenek. Kim Dan pura-pura memimpin uapaca itu. Kim Dan mengatakan kalau nenek pasti kedinginan. Kim Dan mengatakan kalau bukan laut tetapi sumur. Ia menambhakan kalau kepala nenek dibenamkan di sumur. Kim Dan mengatakan kalau pelakunya anak nenek sendiri. Benar saja saat Jae In mengecek tangannya ada alergi. Bahkan Kim Dan mengatakan kalau mereka bertengkar. 

Flashback, malam itu benar saja Kang Kuk membenamkan kepala nenek ke sumur. Kang Kuk berdoa nenek ternyata masih hidup. Ia menyobek kertas di dalam Alkitab, ia berkomentar jika mau menyemplungkan ke air harus menyumpal dulu kupingnya. Kang Kuk kesal kepada nenek. Kang Kuk menyangkal, lalu Kim Dan menuju sebuah tempat, ia menemukan Alkitab di guci.


Mereka kembali ke tempat acara pemakaman. Jae In mempertanyakan kepada Dong Hee kenapa datang ke penginapan. Dong Hee mengatakan kalau ia Khawatir. Kim Dan mengatakan kalau Dong Hee anak nenek yang sebenarnya. Ternyata Kim Dan dan Jae In semalam menemukan bukti kalau Dong Hee anak nenek. Bahkan mereka berhasil menemukan Alkitab malam itu. Jae In juga mengatakan kalau pada tahun 2011 di ladang desa ini dikubur uang senilai 1 milyar won. Jae In menghamburkan uang itu. Tiba-tiba lonceng di tangan Kim Dan berbunyi. Kepala pulau mengatakan kalau itu uang hasil laut. Kim Dan mengatakan kalau itu bohong. Kim Dan mengatakan kepada kepala pulau kalau telah menggali beberapa liang lahat, ia menambahakan kalau kepala pulau akan dikubur disana.  Kim Dan menghampiri seorang warga dan mengatakan kalau suaminya mati karenanya. Lalu seorang warga berteriak itu gongsu.....

Komentar:

Drama ini makin lama makin seru.....ahhhhhh.....

No comments:

Post a Comment