Saturday 7 July 2018

Sinopsis Sketch Episode 11-1



Jaksa Yoo memperkenalkan diri secara resmi kepada Do Jin. Do Jin mengatakan kalau ia tahu Do Sik membunuh orang tua Jaksa Yoo, ia berkomentar menggunakannya untuk balas dendam pribadi. Jaksa Yoo mengatakan jika balas dendam sederhana yang menjadi tujuannya, ia sudah bisa melakukannya bertahun-tahun lalu. Jaksa Yoo memberikan ke Tae Joon, Tae Joon keluar. Jaksa Yoo mempertanyakan apa Do Jin ingat krisis pinjaman awal 2000-an. Do Jin mengatakan kalau ia mendengar banyak. Jaksa Yoo mengatakan Bank Sentral Korea yang mengelola dana pinjaman diprivatisasi. Pinjaman kemudian dijual keluar, kerugian rakyat mencapai lebih dari lima triliun won. Dana pertahanan negara kita pada 2004 adalah 19 triliun won. Jadi ia meminta Do Jin membayangkan besaran skalanya. Do Jin mempertanyakan kenapa Jkasa Yoo memberitahu tentang ini kepadanya. Jaksa Yoo mengatakan krisis pinjaman itu apa Do Jin akan mempercayainya kalau ia bilang seseorang merencanakan dan mengendalikannya. Sudah sekian lama seseorang menggunakan kekuasaan mereka untuk memanipulasi hukum dan intuisi di negeri ini. Jika menguntungkan mereka, maka mereka tidak akan memperdulikan nyawa orang lain. Mereka menyebabkan kerugian besar pada rakyat. Sedangkan mereka mendapat keuntungan pribadi. Tidak peduli bagaimanapun rakyat terluka atau sepedih apap pun rasa sakit yang dirasakan, mereka tidak akan berhenti. Pusat dari kelompok mereka disebut Tetua. Tae Joon masuk membawa karton yang digulung. Ternyata setelah dibuka berisi bagan-bagan yang terhubung, itu berhubungan dengan Tetua. Do Jin melihat bagaimana bagan-bagan itu terhubung. 


Tae Joon dan Jaksa Yoo menemui Do Sik. Do Sik kaget karena Jaksa Yoo dipihak mereka. Do Sik berlutut dan meminta maaf. Jaksa Yoo mengatakan tidak perlu minta maaf. Ia mengatakan kalau sebab akibat akan membuat Do Sik membayar perbuatannya. Do Sik mempertanyakan apa yang diinginkan darinya. Jaksa Yoo mengatakan kalau ia membutuhkan nama Do Sik. Dalam dua hari semua orang di negeri ini akan mengetahui nama Do Sik. Do Sik sebagai penembak calon Jaksa Wilayah selanjutnya. Do Sik mengatakan kalau ia bukan yang membunuh ayah Jaksa Yoo. Jaksa Yoo mengatakan jangan khawatir, karena mereka juga akan membayar itu. Do Sik menduga Jaksa Yoo tahu siapa orang dibalik kematian ayah Jaksa Yoo. Jaksa Yoo hanya terdiam...


Dong Soo dan Shi Hyun menemui Gyung Tae. Mereka menunjukkan sketsa Shi Hyun. Gyung Tae memperbesar gambarnya. Ia mengatakan kalau mereka membungkusnya dengan lakban, tetapi tidak bisa menyembunyikan desainnya yang bagus. Ini adalah jenis senjata PSG1. Senjata ini memiliki panjang 47,5 inci, berat 8,1 kilogram, dan jarak tembak mencapai 1 kilometer. Memiliki roller-delayed blowback dan kecepatan tembakan 868 meter/detik. Mengorbankan beberapa hal demi akurasinya. Namun soal akurasi, dianggap lebih baik dibandingkan senapan terbaru. Dong Soo mempertanyakan apa mereka menggunkannya di kesatuan khusus negara kita. Gyung Tae mengatakan saat ini mereka menggunakan senapan terbaru. Namun ia merasa masih banyak yang menggunakannya. Young Sim menelpon dan memberitahu kalau ia menemukan lokasi dari sketsa ke tiga. Ia menambahkan kalau ia mendapat telpon dari perusahaan perencanaan bangunan di Seoul. Seseorang karyawan di sana mengenali tempat dalam sketsa. Ia menggunakan triangulasi sehingga dapat menemukan lokasinya. Shi Hyun dan Dong Soo sampai di lokasi. 


Do Jin menatap bagan tersebut. Flashback, Jaksa Yoo mengatakan kalau Tae Joon dan ia telah melakukan penelitian terhadap koneksi Tetua dengan para penguasa. Meskipun ini tampak hanya sebagian dari pengaruh dan kekuasaan mereka. Do Jin mempertanyakan seberapa jauh koneksi Tetua ini. Jaksa Yoo mengatakan politik, konstruksi, pendidikan, media, bahkan militer. Ia menambahkan kalau tidak ada tempat yang tidak dapat dijamah Tetua. Tentu saja tidak banyak orang tahu siapa Tetua tetapi loyal pada Tetua. Terdapat pengecualian, banyak yang bahkan tidak tahu mereka bekerja untuk Tetua. Jaksa Yoo menambahkan kalau ini bukan kasus biasa dalam menghentikan kriminalitas masa depan. Eksistensinya yang kuat merupakan penyakit dari ratusan, bahkan ribuan orang. Dan kita harus menyingkirkan penyakit tersebut. Do Jin mengatakan kalau target dar pembunuhan ini adalah Tetua. Jaksa Yoo mengatakan tidak, ia belum tahu identitas sebenarnya Tetua. Namun ia mengatakan seekor laba-laba tidak mati hanya karena beberapa kakinya dipotong. Untuk membunuh laba-laba kepalanya harus dipenggal. Pembunuhan ini adalah tahap pertama untuk memenggal kepala Tetua. 

Dong Soo mengatakan kalau gedung terdekat di sekitar sungai berjarak dua kilometer. Shi Hyun mengatakan secara teknis mustahil menembak dari sini. Dong Soo mengatakan jika melihat riwayat Do Jin selama berada di pasukan khusus, ia merasa sekitar 500 meter biasa. Namun lebih dari itu mustahil. 


Tae Joon melihat Do Jin berlatih. Do Jin mengatakan jika kecepatan angin kurang dari 0,2 meter, ia akan memiliki prosentase sebesar 95% untuk menembak target dari jarak 400 meter. Namun jika diatas 1 meter dan jaraknya diatas 500 meter, kemungkinan menembak tepat sasaran turun drastis di bawah 30%. Tae Joon mengatakan 400 meter itu sudah cukup bagus. 

Shi Hyun di telpon mengatakan kepada Young Sim kalu ia tidak menemukan banyak hal. Ia mempertanyakan apa sudah ada kabar dari Jae Hyun. Young Sim mengatakan kalau Jae Hyun juga tidak menumakan banyak hal. Ia mengatakan kalau Shi Hyun menyuruhnya memeriksa tentang Go Pil Kyu. Ia mengatakan kalau ia menemukan alamat Young Hwa yang saat itu merupakan istrinya. Dong Soo mengatakan kalau Pil Kyu yang menyuruh Do Shik mencari buku catatan Shi Hyun. 


Shi Hyun dan Dong Soo menemui Young Hwa yang merupakan istri dari Pil Kyu. Ia menceritakan kalau saat itu suaminya mendapat Job besar. Saat itu suaminya mengatakan kalau Pil Kyu tidak akan meninggalkan asuransi untuk dirinya saat mengerjakan job seperti ini. Tiba-tiba Young Hwa mendapat telpon. Shi Hyun mempertanyakan asuransi apa yang dimaksud. Dong Soo mengatakan jika dia menyuruh Do Sik melakukannya, mungkin dia meninggalkan sesuatu untuk menjamin keamanannya. Dong Soo mengatakan itu mungkin rekaman suara. Young Hwa kembali, Shi Hyun penasaran pemutar kaset seperti itu di zaman sekarang. Young Hwa mengatakan kalau itu anaknya yang membelinya beberapa bulan lalu. Dong Soo mempertanyakan dimana putranya sekarang. Shi Hyun meminta kontak putra Young Hwa. 

Dong Soo dan Shi Hyun keluar, Young Hwa menghampiri mereka dan memberikan kontak anaknya. Young Hwa mengatakan kalau seorang detektif juga menayakan soal ini beberapa bulan lalu. Yong Hwa mencoba mencari kartu namanya, namun ia lupa meletakknya. Shi Hyun memberikan kartu namanya dan meminta Young Hwa menghubunginya jika menemukan kartu namanya.


Mereka melakukan rapat. Young Sim mengatakan kalau ia memeriksa riwayat kartu kredit milik putra Pil Kyu. Pil Kyu membeli pemutar kaset itu enam bulan lalu. Zaman sekarang musik dan file lain sudah dalam bentuk digital. Shi Hyun menduga kalau Pil Kyu meninggalkan rekaman suara demi keamanannya. Lalu putranya membeli pemutar kaset untuk mendengarkannya. 


Dong Soo mendapat telpon dari Shi Hyun kalau detektif yang menemui Young Hwa adalah Gyung Tae. Gyung Tae menghampiri Shi Hyun dan Dong Soo. Dong Soo mempertanyakan kenapa Gyung Tae menemui Young Hwa. Gyung Tae mengatakan kalau Ji Soo yang menyuruhnya. Mereka bicara bertiga. Gyung Tae mengatakan kalau ada kasus yang diselidiki Ji Soo secara pribadi. Kasus itu berkaitan dengan Jaksa berjabatan tinggi. Flasback, saat itu Gyung Tae menemui Yong Hwa. Lalu Gyng Tae dan Ji Soo menemui putra Pil Kyu. Ji Soo mempertanyakan kepada Putra Pil Kyu kalau Pil Kyu meninggalkan sebuah kaset. Ji Soo menambahakan kalau ia akan menggali kematian Pil Kyu. Putra Pil Kyu memberikan kaset itu kepada Ji Soo. Gyung Tae dan Ji Soo mendengarkan rekaman kaset itu namun kaset itu tidak bisa didengar dengan jelas. Gyung Tae mengatakan kalau Ji Soo membawanya dan mengatakan akan memperbaiki kaset itu. Gyung Tae menambahkankalau ia tidak pernah mendengar kabar yang terjadi setelahnya.

No comments:

Post a Comment