Shi Hyun berhasil membawa Choi Siljang ke kantor polisi,
ternyata Do Jin juga mengikuti mereka sampai di depan kantor polisi. Dong Soo
sampai di kantor polisi. Choi Siljang meminta agar ia bisa menelepon. Namun
Dong Soo mengatakan kalau Choi Siljang harus memberi lebih dulu sebelum
menerima. Shi Hyun duduk, ia memikirkan kata-kata Choi Siljang yang mengatakan
kalau kakaknya yang membunuh Jae Hyun.
Do Jin akan masuk, namun Tae Joon mengatakan kalau itu akan
sulit. Do Jin mengatakan jika Choi Siljang menghubungi Tetua, semua akan
beranatakan. Tae Joon mengatakan kalau ia kepala Departemen Internal. Tae Joon
mengatakan kalau ia benar-benar minta maaf. Do Jin emmepertanayakan apa ada
yang ia tidak ketahui. Tae Joon mengatakan ia akan menghubungi Do Jin setelah
selesai. Tae Joon menelepon Jaksa Yoo dan mengatakan kalau Choi Siljang ada di
genggaman Dong Soo. Jaksa Yoo meminta Tae Joon mengulur waktu, ia akan segera
ke sana. Tae Joon mengatakan kalau ia sendiri yang akan mengurus masalah ini.
Namun Tae Joon meminta janji yang dibuat saat kita melibatkan Do Jin dalam hal
ini agar Jaksa Yoo menempati janjinya. Jaksa Yoo mengatakan baiklah ia
mengerti.
Tae Joon bersama anak buahnya masuk ke kantor polisi. Dong
Soo meminta agar segera membawa Choi Siljang ke rs. Choi Siljang keluar bersama
Shi Hyun, namun sebelum pergi Choi Siljang meminta sekali saja untuk menelopn.
Ia berjanji akan bekerjasama. Dong Soo memberikan hp, namun Tae Joon menembak
Choi Siljang. Setelah itu Tae Joon menembakan pistol ke kepalanya. Di tempat lain Jaksa Yoo
meminta Do Jin bergerak sekarang.
Di kantor Jaksa Yoo membereskan berkas-berkas di ruangan Tae
Joon. Jaksa Yoo membakar semua berkas-berkas itu. Jaksa Yoo menelepon Do Jin.
Do Jin mengatakan ia sudah memeriksa semua catatan, namun tidak ada yang
khusus. Jaksa Yoo mengatakan kalau Tae Joon bukan tipe orang yang akan
meninggalkan jejak. Tapi jika mereka menemukan petunjuk yang mengarah pada
kita, makan kita dalam masalah yang serius. Do Jin mengerti, ia akan mengambil
hardisk komputer untuk berjaga-jaga. Do Jin mengambil hardisk komputer. Do Jin
menemukan sebuah kartu yang diselipkan di hardisk. Kartu itu bertuliskan,
“Penyimpanan Youngwoo.” Ia meletakkan kartu itu di dalam sakunya.
Gyung Tae dan rekan-rekannya menggeledah tempat yang
dikunjungi Do Jin tadi. Gyung Tae di telpon mengatakan kepada Dong Soo kalau
sepertinya seseorang sudah kesini. Ia menambahakan kalau hardisk komputer sudah
tidak ada.
Shi Hyun mengatakan kepada Dong Soo kalau ia tidak mengerti
dengan kejadian ini. Dong Soo mengatakan kalau mungkin Tae Joon ingin
melindungi Jaksa Yoo. Dong Soo mempertanyakan apa Shi Hyun sanggup memborgol
kakaknya sendiri. Ia meminta Shi Hyun mundur jika tidak sanggup. Shi Hyun
mempertanayakan kenapa kakaknya melakukan ini. Dong Soo mengatakan kalau Jaksa
Yoo mungkin mencoba menyingkirkan Tetua. Namun baik Tetua maupun Jaksa Yoo
sama-sama membunuh orang lain untuk meraih tujuan mereka. Ia tidak tahu apa
perbedaan antara mereka. Dong Soo meminta Shi Hyun memikirkannya.
Do Jin minum-minum sendiri, Jaksa Yoo menghampiri Do Jin.
Mereka minum bersama. Jaksa Yoo mengatakan kalau kita tidak boleh membiarkan
kematian Tae Joon sia-sia. Deputi Park mendapat telpon dari Jaksa Yoo kalau
Choi Siljang tewas. Jaksa Yoo mengatakan kalau dia pasti membuat kesepakatan
dengan Dong Soo dan teamnya. Jaksa Yoo mengatakan kalau Dong Soo memanfaatkan
putri Choi Siljang untuk menekannya. Ia menambahkan masih menunggu makan malam
yang Choi Siljang bilang. Deputi Park mengatakan akan menghubungi Jaksa Yoo lagi.
Setelah menelepon Jaksa Yoo menghampiri Do Jin lagi. Do Jin mempertanayakan apa
besok Tetua akan muncul. Karena Choi Siljang tewas, Tetua pasti menyadari ada
yang tidak beres. Mereka mungkin menunda pertemuan atau sepenuhnya
membatalkannya. Jaksa Yoo mengatakan kalau Tetua bekerja keras selama
bertahun-tahun untuk cold sale. Mereka tidak mungkin menunda pertemuan penting
untuk menyukseskan saat eksekusi rencana. Jaksa Yoo meminta Do Jin ke hotel itu
lagi dan melihat perubahan keamanan di sana.
Deputi Park mengatakan kepada Min Sook apa pertemuan dengan
Tetua tetap dilanjutkan. Min Sook mempertanayakan apa alasan menundanya. Deputi
Park mengatakan kematian Choi Siljang ia mendapat firasat buruk. Min Sook
mengatkaan kalau ia yakin Deputi Park menyadari cold sale ini bukan sekedar
uang saja.
Shi Hyun, Dong Soo, Young Sim dan temannya membahas tentang
berkas yang mereka dapatkan. Teman Young Sim menjelaskan kalau ini menunjukkan
seseorang akan membeli pinjaman publik dalam jumlah besar. Dong Soo mempertanyakan
bukankah bagus kalau pinjaman publik terjual dengan harga murah. Teman Young
Sim mengatakan kalau kalian harus melihat tanda yang bersembunyi.
Dokumen-dokumen ini menunjukkan bahwa sebuah kekuasaan khusus sedang
merencanakan sesuatu. secara keseluruhan ia merasa mereka mengumpulkan 30
Triliun untuk kemuadian menjatuhkannya seketika. Jika itu terjadi, perekonomian
negara kita akan mengalami krisis. Dong Soo mengatakan GDP (nilai total barang
produksi dan layanan suatu negara per tahun) negara kita mencapai 160 Triliun.
Ia yakin anggaran tahunan mencapai 460 Triliun. Mungkinkah 30 Triliun saja
dapat meruntuhkan perekonomian kita. Teman Young Sim menjelaskan pada tahun
1992, George Soros’s Quantum Fund menghancurkan mata uang Inggris. Nominal yang
Quantum Fund gunakan untuk menyerang kurang dari 20 Triliun.
Teman Young Sim menambahakan kalau Hiu akan berkumpul jika
mencium amis darah. Kelompok keuangan lain akan bergabung dalam serangan dan
hanya kurang dari tiga hari untuk mengakhiri pertarungan hanya setelah
menuangkan sepertiga dari cadangan devisanya. Inggris pun mengibarkan bendara
putih. Quantum Fund menghasilkan keuntungan besar dan Inggris menderita
kerugian pertukaran mata uang sangat besar serta ditendang dari European
Exchange Rate Mechanism. Shi Hyun penasaran kenapa orang-orang ini merencanakan
hal seperi itu.
Min Sook mengatakan kepada Deputi Park kalau dengan pemimpin
baru pemerintahan, ada banyak sekali tekanan untuk pembersihan dan reformasi.
Kita tidak akan tahu pemerintahan akan semenekan ini. Deputi Park berkomentar
kalau kau memerlukan kartu tersembunyi untuk mengendalikan keadaan. Min Sook
mengatakan kalau pemerintah pasti tidak menginginkan negaranya runtuh. Begitu
pula kita, mereka tidak akan memiliki pilihan selain sepakat bekerja sama
dengan kita untuk memperbaiki keadaan. Kita akan dapat bernegosiasi dan
mencapau kesepakatan untuk program reformasi mereka. Tentu saja satu-satunya
cara untuk meningkatkan aset kita secara signifikan adalah melalui bonus.
Shi Hyun mempertanyakan tapi bukankah terlalu berlebihan
menyebut perekonomian negara akan kolaps. Kita berhasil melewati krisis ekonomi
selama IMF dulu. Teman Young Sim mengatakan untuk beberapa alasan, mungkin akan
lebih buruk daripada krisis IMF. Selama krisis IMF, tidak terdapat kondisi yang
tidak diharapkan seperti Brexit, Amerika First, atau THAAD Standoff. Perekonomian
Cina jauh lebih mendominasi sekarang dibandingkan masa itu. Young Sim
menambahakan dengan kata lain, mereka yang membatu kita pulih di masa lalu
tidak akan ada saat ini. Teman Young Sim berkomentar jika ini sampai terjadi,
akan menjadi kesempatan bagus bagi para penguasa yang selama ini mengincar
negara kita untuk menancapkan akar di Korea. Dong Soo berkomentar rupanya
inilah cold sale. Dong Soo mempertanaykaan bagaimana cara mengentikannya. Teman
Young Sim mengatakan hanya tiga bulan, tidak jika saja kita mengetahuinya
sebulan lebih awal bisa mencegahnya dari kondisi seburuk ini. Namun tidak ada
jalan lagi untuk menghetikan rencana mereka. Kita hanya bisa bersiap dan siaga
meninimalisir efeknya.
Deputi Park mempertanyakan begitu cold sale dimulai, ia
merasa kasihan kepada rakyat. Kehidupan mereka sudah sulit, dan akan semakin
tidak karuan. Min Sook berkomentar ketika rakyat berkecukupan dan hidup nyaman,
mereka akhirnya berpikir terlalu banyak. Itu juga tidak baik untuk mereka. Ia
menambahakan kalau kita tidak bisa mengabaikan kematian Choi Siljang, ia
memiliki firasat buruk. Ia mengajak Choi Siljang pergi bersamanya karena akan menggelar
pertemuannya. Ia mengatakan kalau Tetua menunggu.
No comments:
Post a Comment