Wednesday 25 July 2018

Sinopsis Sketch Episode 15-1


Shi Hyun berhasil membawa Choi Siljang ke kantor polisi, ternyata Do Jin juga mengikuti mereka sampai di depan kantor polisi. Dong Soo sampai di kantor polisi. Choi Siljang meminta agar ia bisa menelepon. Namun Dong Soo mengatakan kalau Choi Siljang harus memberi lebih dulu sebelum menerima. Shi Hyun duduk, ia memikirkan kata-kata Choi Siljang yang mengatakan kalau kakaknya yang membunuh Jae Hyun.

Do Jin akan masuk, namun Tae Joon mengatakan kalau itu akan sulit. Do Jin mengatakan jika Choi Siljang menghubungi Tetua, semua akan beranatakan. Tae Joon mengatakan kalau ia kepala Departemen Internal. Tae Joon mengatakan kalau ia benar-benar minta maaf. Do Jin emmepertanayakan apa ada yang ia tidak ketahui. Tae Joon mengatakan ia akan menghubungi Do Jin setelah selesai. Tae Joon menelepon Jaksa Yoo dan mengatakan kalau Choi Siljang ada di genggaman Dong Soo. Jaksa Yoo meminta Tae Joon mengulur waktu, ia akan segera ke sana. Tae Joon mengatakan kalau ia sendiri yang akan mengurus masalah ini. Namun Tae Joon meminta janji yang dibuat saat kita melibatkan Do Jin dalam hal ini agar Jaksa Yoo menempati janjinya. Jaksa Yoo mengatakan baiklah ia mengerti. 


Tae Joon bersama anak buahnya masuk ke kantor polisi. Dong Soo meminta agar segera membawa Choi Siljang ke rs. Choi Siljang keluar bersama Shi Hyun, namun sebelum pergi Choi Siljang meminta sekali saja untuk menelopn. Ia berjanji akan bekerjasama. Dong Soo memberikan hp, namun Tae Joon menembak Choi Siljang. Setelah itu Tae Joon menembakan pistol ke kepalanya. Di tempat lain Jaksa Yoo meminta Do Jin bergerak sekarang. 


Di kantor Jaksa Yoo membereskan berkas-berkas di ruangan Tae Joon. Jaksa Yoo membakar semua berkas-berkas itu. Jaksa Yoo menelepon Do Jin. Do Jin mengatakan ia sudah memeriksa semua catatan, namun tidak ada yang khusus. Jaksa Yoo mengatakan kalau Tae Joon bukan tipe orang yang akan meninggalkan jejak. Tapi jika mereka menemukan petunjuk yang mengarah pada kita, makan kita dalam masalah yang serius. Do Jin mengerti, ia akan mengambil hardisk komputer untuk berjaga-jaga. Do Jin mengambil hardisk komputer. Do Jin menemukan sebuah kartu yang diselipkan di hardisk. Kartu itu bertuliskan, “Penyimpanan Youngwoo.” Ia meletakkan kartu itu di dalam sakunya.


Gyung Tae dan rekan-rekannya menggeledah tempat yang dikunjungi Do Jin tadi. Gyung Tae di telpon mengatakan kepada Dong Soo kalau sepertinya seseorang sudah kesini. Ia menambahakan kalau hardisk komputer sudah tidak ada. 


Shi Hyun mengatakan kepada Dong Soo kalau ia tidak mengerti dengan kejadian ini. Dong Soo mengatakan kalau mungkin Tae Joon ingin melindungi Jaksa Yoo. Dong Soo mempertanyakan apa Shi Hyun sanggup memborgol kakaknya sendiri. Ia meminta Shi Hyun mundur jika tidak sanggup. Shi Hyun mempertanayakan kenapa kakaknya melakukan ini. Dong Soo mengatakan kalau Jaksa Yoo mungkin mencoba menyingkirkan Tetua. Namun baik Tetua maupun Jaksa Yoo sama-sama membunuh orang lain untuk meraih tujuan mereka. Ia tidak tahu apa perbedaan antara mereka. Dong Soo meminta Shi Hyun memikirkannya.


Do Jin minum-minum sendiri, Jaksa Yoo menghampiri Do Jin. Mereka minum bersama. Jaksa Yoo mengatakan kalau kita tidak boleh membiarkan kematian Tae Joon sia-sia. Deputi Park mendapat telpon dari Jaksa Yoo kalau Choi Siljang tewas. Jaksa Yoo mengatakan kalau dia pasti membuat kesepakatan dengan Dong Soo dan teamnya. Jaksa Yoo mengatakan kalau Dong Soo memanfaatkan putri Choi Siljang untuk menekannya. Ia menambahkan masih menunggu makan malam yang Choi Siljang bilang. Deputi Park mengatakan akan menghubungi Jaksa Yoo lagi. Setelah menelepon Jaksa Yoo menghampiri Do Jin lagi. Do Jin mempertanayakan apa besok Tetua akan muncul. Karena Choi Siljang tewas, Tetua pasti menyadari ada yang tidak beres. Mereka mungkin menunda pertemuan atau sepenuhnya membatalkannya. Jaksa Yoo mengatakan kalau Tetua bekerja keras selama bertahun-tahun untuk cold sale. Mereka tidak mungkin menunda pertemuan penting untuk menyukseskan saat eksekusi rencana. Jaksa Yoo meminta Do Jin ke hotel itu lagi dan melihat perubahan keamanan di sana. 

Deputi Park mengatakan kepada Min Sook apa pertemuan dengan Tetua tetap dilanjutkan. Min Sook mempertanayakan apa alasan menundanya. Deputi Park mengatakan kematian Choi Siljang ia mendapat firasat buruk. Min Sook mengatkaan kalau ia yakin Deputi Park menyadari cold sale ini bukan sekedar uang saja. 


Shi Hyun, Dong Soo, Young Sim dan temannya membahas tentang berkas yang mereka dapatkan. Teman Young Sim menjelaskan kalau ini menunjukkan seseorang akan membeli pinjaman publik dalam jumlah besar. Dong Soo mempertanyakan bukankah bagus kalau pinjaman publik terjual dengan harga murah. Teman Young Sim mengatakan kalau kalian harus melihat tanda yang bersembunyi. Dokumen-dokumen ini menunjukkan bahwa sebuah kekuasaan khusus sedang merencanakan sesuatu. secara keseluruhan ia merasa mereka mengumpulkan 30 Triliun untuk kemuadian menjatuhkannya seketika. Jika itu terjadi, perekonomian negara kita akan mengalami krisis. Dong Soo mengatakan GDP (nilai total barang produksi dan layanan suatu negara per tahun) negara kita mencapai 160 Triliun. Ia yakin anggaran tahunan mencapai 460 Triliun. Mungkinkah 30 Triliun saja dapat meruntuhkan perekonomian kita. Teman Young Sim menjelaskan pada tahun 1992, George Soros’s Quantum Fund menghancurkan mata uang Inggris. Nominal yang Quantum Fund gunakan untuk menyerang kurang dari 20 Triliun.

Teman Young Sim menambahakan kalau Hiu akan berkumpul jika mencium amis darah. Kelompok keuangan lain akan bergabung dalam serangan dan hanya kurang dari tiga hari untuk mengakhiri pertarungan hanya setelah menuangkan sepertiga dari cadangan devisanya. Inggris pun mengibarkan bendara putih. Quantum Fund menghasilkan keuntungan besar dan Inggris menderita kerugian pertukaran mata uang sangat besar serta ditendang dari European Exchange Rate Mechanism. Shi Hyun penasaran kenapa orang-orang ini merencanakan hal seperi itu. 

Min Sook mengatakan kepada Deputi Park kalau dengan pemimpin baru pemerintahan, ada banyak sekali tekanan untuk pembersihan dan reformasi. Kita tidak akan tahu pemerintahan akan semenekan ini. Deputi Park berkomentar kalau kau memerlukan kartu tersembunyi untuk mengendalikan keadaan. Min Sook mengatakan kalau pemerintah pasti tidak menginginkan negaranya runtuh. Begitu pula kita, mereka tidak akan memiliki pilihan selain sepakat bekerja sama dengan kita untuk memperbaiki keadaan. Kita akan dapat bernegosiasi dan mencapau kesepakatan untuk program reformasi mereka. Tentu saja satu-satunya cara untuk meningkatkan aset kita secara signifikan adalah melalui bonus. 

Shi Hyun mempertanyakan tapi bukankah terlalu berlebihan menyebut perekonomian negara akan kolaps. Kita berhasil melewati krisis ekonomi selama IMF dulu. Teman Young Sim mengatakan untuk beberapa alasan, mungkin akan lebih buruk daripada krisis IMF. Selama krisis IMF, tidak terdapat kondisi yang tidak diharapkan seperti Brexit, Amerika First, atau THAAD Standoff. Perekonomian Cina jauh lebih mendominasi sekarang dibandingkan masa itu. Young Sim menambahakan dengan kata lain, mereka yang membatu kita pulih di masa lalu tidak akan ada saat ini. Teman Young Sim berkomentar jika ini sampai terjadi, akan menjadi kesempatan bagus bagi para penguasa yang selama ini mengincar negara kita untuk menancapkan akar di Korea. Dong Soo berkomentar rupanya inilah cold sale. Dong Soo mempertanaykaan bagaimana cara mengentikannya. Teman Young Sim mengatakan hanya tiga bulan, tidak jika saja kita mengetahuinya sebulan lebih awal bisa mencegahnya dari kondisi seburuk ini. Namun tidak ada jalan lagi untuk menghetikan rencana mereka. Kita hanya bisa bersiap dan siaga meninimalisir efeknya. 

Deputi Park mempertanyakan begitu cold sale dimulai, ia merasa kasihan kepada rakyat. Kehidupan mereka sudah sulit, dan akan semakin tidak karuan. Min Sook berkomentar ketika rakyat berkecukupan dan hidup nyaman, mereka akhirnya berpikir terlalu banyak. Itu juga tidak baik untuk mereka. Ia menambahakan kalau kita tidak bisa mengabaikan kematian Choi Siljang, ia memiliki firasat buruk. Ia mengajak Choi Siljang pergi bersamanya karena akan menggelar pertemuannya. Ia mengatakan kalau Tetua menunggu.

No comments:

Post a Comment