Do Jin meminta Jin Soo berteriak minta tolong. Dong Soo
mendengar suara Jin Soo, Dong Soo menghampirinya. Jin Soo mengatakan kalau Do Jin membawa Sun
Young. Di mobil Dong Soo di telpon mengatakan kalau mereka mengejar Sun Young.
Jae Hyun yang mendengarnya di telpon mempertanyakan anak perempuan, untuk
alasan apa. Dong Soo mengatakan kalau ia belum tahu. Mereka akan menuju rs
bersama Jin Soo.
Jae Hyun memberitahu Sung Soo kalau mereka menemukan
anaknya. Seorang suster mengabarkan kepada anak buah wanita yang dikunjungi
Deputi Park kalau Sung Soo sudah sadar. Wanita yang mendengar kabar itu
langsung berpikir, sepertinya kan melakukan sesuatu.
Choi Siljang memasukkan cairan dalam suntikan. Ia mengatakan
kalau ini disebut hyoscine pentothal. Obat psikotropika yang di gunakan untuk
merangsang rasa sakit. Ia menyuntikkannya kepada Jaksa Yoo.
Sung Soo mengatakan kepada Jae Hyun kalau ia memiliki
salinan laporan. Namun mungkin sudah terlambat sekarang, tentang cold sale.
Jaksa Yoo berteriak kesakitan. Sung Soo memberikan kertas berisi tulisan
Universitas Baesung, Sastra Korea, Profesor Im Byung Hoon. Ia meminta Jae Hyun
pergi sekarang.
Jae Hyun menelepon dan meberitahu tentang cold sale. Ia
menambahakan salah satu teman kuliahnya di Universitas Baesung dan meninggalkan
salinan laporannya di sana. Shi Hyun mengatakan kalau kami akan. Namun Jae Hyun
mengatakan kalau lebih cepat ia yang pergi. Jae Hyun juga mengatakan kepada Shi
Hyun dan Dong Soo kalau baterainya hampir habis, sehingga ia tidak bisa
mengubungi kalian. Ia akan menelepon Dong Soo dan Shi Hyun.
Seorang pria misterius mengganti infus di ruang rawat Sung
Soo. Choi Siljang mengatakan kalau itu adalah yang terburuk. Ternyata Jaksa Yoo
tahu kalau Choi Siljang yang membunuh ayahnya. Ia juga tahu kalau Deputi Park
bukan pimpinan mereka. Ia mengatakan akan menyingkirkan Tetua.
Jae Hyun terjebak macet, ia mengambil jalan pintas. Choi
Siljang hanya tertawa mendengarnya. Jaksa Yoo mengatakan kalau catatan ayahnya
ada di sana. Di dalam catatan ada kode numerik, kode sederhana. Ia tahu dari
kutipan di halaman pertama bahwa itu merujuk pada The Little Prince. Nomor
pertama adalah nomor halaman buku. Nomor kedua adalah baris dari halaman
tersebut. Nomor ketiga adalah karakter dari baris tersebut (penyimpanan arsip
Hanseong Ilbo. G48). Ia membuka arsip tersebut, ia menemukan sebuah file
tentang dua orang yang membereskan mereka yang menghalangi jalan Tetua. Ia
mendapat file tentang Choi Siljang dan Deputi Park. Jaksa Yoo meminta memeriksa
hp, dan Choi Siljang kaget melihatnya.
Dalam perjalanan Jae Hyun turun dari mobil dan melihat
anjing sesuai dalam sketsa Shi Hyun. ia mengikuti kemana anjing itu pergi. Choi
Siljang tidak bisa menghubungi putrinya. Jaksa Yoo mengatakan kalau ia
menggunakan file yang ditinggalkan ayahnya untuk mengungkap identitas Choi
Siljang. Dan ia menemukan kelemahan Choi Siljang, yaitu putrinya. Jaksa Yoo
mengatakan kalau ia akan mendapat telpon satu menit lagi, dan ia harus
menjawabnya. Benar saja Jaksa Yoo mendapat telpon, ia meminta Choi Siljang
memilih.
Jae Hyun sampai di sebuat tempat penjual bunga. Choi Siljang
melepaskan Jaksa Yoo. Jaksa Yoo menerima telpon itu, ia meminta agar putri Choi
Siljang biarkan hidup untuk sekarang. Choi Siljang kesal, Jaksa Yoo menembak
Choi Siljang. Seorang wanita di gedung penjual bunga mendengar suara tembakan.
Jae Hyun sampai sana, ia segera berlari. Jaksa Yoo meminta identitas ketua.
Choi Siljang mengatakan kalau ia tidak tahu. Ia terbiasa mendapat perintah dari
ayah Presdir Jo Min Sook. Karena sudah meninggal, ia mendapat perintah dari
Presdir Jo Min Sook. Min Sook adalah perempuan yang ditemui Deputi Park. Choi
Siljang menambahkan ia tidak pernah bertemu langsung dengan Tetua. Jaksa Yoo
mempertanayakan pasti selain Min Sook dan Deputi Park meyelaesaikan tugas untuk
yang lainnya. Ia meminta Choi Siljang menulis nama-nama mereka.
Jae Hyun membuka pintu, ia melihat Jaksa Yoo menodongkan
pistol. Jae Hyun akan menelepon, namun baterenya mati. Ia bersiap mengambil
pistol di sakunya. Jae Hyun bersiap masuk. Dong Soo dan lainnya sampai rs,
namun mereka terlambat Sung Soo sudah meninggal.
Choi Siljang memberikan kertas nama orang-orang tersebut.
Jaksa Yoo berkomentar kalau orang-orang ini dari berbagai bidang. Choi Siljang
mengatakan kalau pertempuran ini berbahaya, bagi mereka Jkasa Yoo hanya butiran
debu. Deputi Park menerima telpon dari Choi Siljang. Choi Siljang mengatakan
kalau Jaksa Yoo berada di pihak yang sama dengan Tae Joon. Ia menambahkan kalau
Tae Joon memilki sesuatu untuk mengendalikan Jaksa Yoo. Deputi Park mengatakan
kepada Tae Joon kalau ia sepertinya salah paham. Ia mengatakan kalau ia
dihubungi Presdir Jo Mi Sook. Ia akhirnya akan bertemu Tetua sabtu ini.
Jae Hyun mendengarkan percakapan mereka dari luar. Ketika
Jaksa Yoo akan menembak, Jae Hyun masuk. Shi Hyun masih tidak menghubungi Jae
Hyun. Dong Soo mempertanaykan apa masih tidak bisa. Shi Hyun mengatakan kalau
ponselnya mati.
Jae Hyun meminta Jaksa Yoo meletakkan ponselnya. Ia
mempertanyakan kalau Jaksa Yoo adalah X. Jaksa Yoo mengatakan kalau bukan
rencananya Jae Hyun ada di sini. Jae Hyun mempertanyakan lagi apa benar Jaksa
Yoo dalang dibalik Tae Joon. Jaksa Yoo mengatakan kalau ia bisa mengatakan satu
hal, semua yang ia lakukan tidak satu pun dilakukan demi keuntungan pribadi.
Jaksa Yoo menambahakan kalau Jae Hyun tahu soal Tetua. Jae Hyun mengatakan niat
baik tidak menjadikan metode Jaksa Yoo benar. Jaksa Yoo mengatakan kalau ia
sudah bersiap mengotori tangannya. Jae Hyun mengatakan kalau ia menangkap Jaksa
Yoo atas kejahatan konspirasi melakukan pembunuhan dan percobaan pembunuhan.
Jae Hyun mengambil borgol. Jaksa Yoo mengatakan kalau Jae Hyun orang yang ia
paling hormati. Jaksa Yoo mengambil pistol, Jae Hyun buru-buru mengambil
pistol. Namun Jae Hyun lebih dulu tertembak oleh Jaksa Yoo.
Tangan Jaksa Yoo gemetar, ia minta maaf dan berlutut. Jae
Hyun mengatakan kalau Jejak Kaki mengetahui identitas Jaksa Yoo. Tae Joon
datang, Jaksa Yoo mengatakan kalu ia tidak memiliki pilihan lain. Tae Joon
menutup mata Jae Hyun. Malam hari Dong Soo ke sebuah TKP, disana ada mayat Jae
Hyun. Shi Hyun dan Young Sim melihat Dong Soo, mereka melihat mayat Jae Hyun.
Proses pemakaman Jae Hyun, Shi Hyun yang membawa foto. Itu
persis dalam sketsa Shi Hyun. Setelah selesai pemakaman, Young Sim menghampiri
Dong Soo. Ia mengatakan kalau Sun Young sudah ditemukan. Ia mengatakan kalau
Sun Young tidak mengingat apapun jadi tidak bisa membantu. Young Sim mengatakan
kalau ia kan ke kantor. Setelah Young Sim pergi, Jaksa Yoo menghampiri Dong
Soo. Ia mengatakan kalau tidak menemukan petunjuk apa pun di TKP. Ia mengatakan
kalau baru mengetahui ini kalau Jae Hyun memiliki seorang informan. Mungkin
orang itu tahu sesuatu. Ia hanya tahu nama panggilannya, yaitu Jejak Kaki. Dong
Soo kaget mendengarnya....Ia sadar kalau Jae Hyun mengatakan kalau Jae Hyun
belum pernah mengatakan ini kepada siapapun. Dong Soo mengatakan kepada Jaksa
Yoo kalau ia belum pernah mendengarnya. Ia meminta Jaksa Yoo menanyakan kepada
Shi Hyun. Jaksa Yoo pergi meninggalkan Dong Soo....
Koemntar:
Akhirnya Dong Soo sadar hanya ia yang tahu pelakunya........
No comments:
Post a Comment